Produksi dan Mutu Umbi Benih Bawang Merah Berasal dari Ukuran Umbi Benih dan Waktu Panen yang Berbeda.
View/ Open
Date
2016Author
Andini, Cynthia Rizki
Suhartanto, M. Rahmad
Palupi, Endah Retno
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyediaan bawang merah di Indonesia lebih rendah dari permintaan.
Kendala utama produksi bawang merah adalah penggunaan benih umbi sebagai
bahan tanam yang membawa penyakit dan biaya tinggi pada musim tanam.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari produksi benih umbi berkualitas tinggi
berdasarkan ukuran umbi benih dan waktu panen. Penelitian dilaksanakan di
Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Desa Pasir Mas, Kecamatan
Ciomas, Bogor dari bulan Desember 2015 hingga Mei 2016. Penelitian ini
menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak pola tersarang dengan dua
faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah ukuran umbi benih yang terdiri
dari umbi benih berukuran besar, sedang, kecil dan campuran ketiga ukuran.
Faktor kedua adalah waktu panen yang tersarang pada ukuran umbi benih, terdiri
atas waktu panen pada 65, 70, 75, 80, dan 85 HST. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa umbi benih besar dan kecil menghasilkan bobot umbi basah per petak yang
tidak berbeda. Berdasarkan bobot umbi basah per rumpun asal umbi benih sedang,
kecil, dan campuran bisa dipanen mulai umur 65-85 HST, jika berasal dari umbi
benih besar maka panen optimum pada umur 75-80 HST. Umbi benih kecil
menghasilkan diameter umbi yang besar. Penggunaan umbi benih besar bukan
jaminan untuk mendapatkan hasil umbi berukuran besar juga. Daya tumbuh umbi
hasil pertanaman asal umbi benih besar dengan waktu panen 65 HST
menunjukkan viabilitas yang rendah (<80%), namun daya tumbuhnya meningkat
nyata bila dipanen umur 70-85 HST.