Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
Abstract
Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang memiliki nilai
ekonomi cukup penting di Indonesia. Kabupaten Brebes merupakan sentra
produksi bawang merah terbesar namun pertumbuhan produktivitasnya tergolong
rendah. Desa Rengaspendawa merupakan desa di Kabupaten Brebes yang
mengalami masalah kelangkaan bibit yang menyebabkan harga bibit menjadi
mahal. Perbedaan harga dan biaya pada sistem penjualan tebasan dan setelah
panen menyebabkan adanya perbedaan pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk melihat keragaan usahatani bawang merah dan menganalisis pendapatan
usahatani bawang merah dengan membandingkan dua sistem penjualan.
Penentuan responden petani secara snowball sampling sebanyak 40 orang. Hasil
analisis menunjukkan bahwa keragaan usahatani di tempat penelitian memiliki
corak usahatani yang orientasinya ke pasar, organisasi usahatani dilakukan secara
individu oleh petani sendiri, pola tanam nya tidak khusus terdiri dari bawang
merah, padi dan cabe serta ditanam campuran dengan tumpangsari (cabe dan
bawang merah), dan tipe usahatani bawang merah sesuai dengan keadaan alamnya
karena termasuk dalam budaya yang turun temurun. Hasil analisis pendapatan per
hektar diperoleh bahwa sistem penjualan tebasan lebih menguntungkan.
Sedangkan untuk keefisienan sistem penjualan tebasan lebih efisien apabila di
lihat dari R/C rasio atas biaya total yaitu 1.28 dan sistem penjualan setelah panen
lebih efisien apabila dilihat dari R/C rasio atas biaya tunai yaitu 2.77.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]