Perbandingan Pendapatan Usahatani Monokultur Sayuran dengan Usahatani Tumpangsari Kopi dan Sayuran di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung
Abstract
Subsektor hortikultura khususnya komoditas kentang, kubis, dan wortel
merupakan jenis tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Kecamatan
Pangalengan. Penanaman tanaman sayuran secara monokultur telah sejak lama
dilakukan oleh petani, namun dalam jangka panjang dapat merusak struktur tanah
beserta ekologinya. Tumpangsari merupakan salah-satu bentuk agroforesti
sederhana yang mulai banyak dilakukan oleh petani di Desa Margamulya.
Usahatani tumpangsari di Desa Margamulya terbagi menjadi dua pola, pola I
petani menanam kopi yang ditumpangsari dengan kentang, kubis, dan wortel
sedangkan pola II petani menanam kopi yang ditumpangsari dengan kentang dan
wortel. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan keragaan usahatani,
menganalisis pendapatan, serta mendeskripsikan manfaat ekonomi dan
lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi
serta pemakaian pupuk dan pestisida pada usahatani monokultur lebih banyak
dibandingkan usahatani tumpangsari. Pendapatan usahatani tumpangsari lebih
tinggi dibandingkan usahatani monokultur dan usatani tumpangsari pola I lebih
menguntungkan dengan nilai NPV selama tiga tahun pada pola I sebesar
Rp.118.651.427 dan NPV pola II sebesar Rp.127.423.697. Manfaat ekonomi yang
dirasakan yaitu penyerapan tenaga kerja dan manfaat lingkungan yang dirasakan
yaitu meningkatnya kesuburan tanah, meningkatnya persediaan air bersih, dan
penyerapan karbon.