Analisis Biaya Opsi Mitigasi Berbasis Lahan di Indonesia.
Abstract
Sektor LULUCF di Indonesia menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar, dengan kontribusi sebesar 51% dari emisi nasional. Potensi kegiatan pengurangan emisi atau mitigasi sektor kehutanan di Indonesia diperkirakan masih cukup tinggi. Beberapa opsi mitigasi sektor kehutanan yang cukup potensial diantaranya kegiatan pengurangan laju deforestasi melalui kegiatan perlindungan hutan, peningkatan penggunaan lahan yang memiliki cadangan karbon rendah (semak belukar, padang rumput, dan lahan kosong) untuk penanaman tanaman kayu (reforestasi dan rehabilitasi), pengayaan hutan sekunder, penerapan sistem penebangan dengan dampak minimum (Reduced Impact Logging – RIL), dan perbaikan sistem pengelolaan lahan gambut serta restorasi lahan gambut. Banyak riset sudah dilakukan untuk mengukur potensi dan biaya mitigasi, namun demikian kajian masih terbatas pada lahan mineral dan perhitungan biaya mitigasi umumnya belum memasukan biaya transaksi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi dan besar biaya mitigasi termasuk biaya transaksi pada lahan mineral dan lahan gambut di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model Comprehensive Mitigation Assessment Process (COMAP). Hasil analisis menunjukan bahwa potensi mitigasi sektor kehutanan berkisar 3.20 – 194.00 tC/ha tergantung jenis mitigasi. Potensi mitigasi tertinggi diperoleh dari kegiatan perlindungan hutan dari deforestasi dan terendah dari kegiatan rehabilitasi oleh masyarakat jenis tanaman tumbuh cepat (FGS) di lahan gambut. Biaya investasi untuk pelaksanaan kegiatan mitigasi berkisar 16.27 – 1081.24 US$/ha. Biaya untuk satu siklus hidup berkisar antara 39 – 2841.24 US$/ha. Biaya investasi dan siklus hidup terendah ialah dari kegiatan RIL dan tertinggi dari kegiatan reforestasi oleh private sector di lahan gambut tanaman rotasi pendek. Secara umum, biaya mitigasi pada lahan gambut lebih tinggi dibanding lahan mineral. Apabila dimasukkan biaya transaksi, biaya mitigasi untuk satu siklus akan mengingkat sebesar 24 – 53 %.