Estimasi Net Ecosystem Exchange Hutan Tropis Dan Perkebunan Kelapa Sawit Di Provinsi Jambi Menggunakan Remote Sensing
Abstract
Alih fungsi tutupan lahan bervegetasi menjadi vegetasi lainnya akan mempengaruhi kemampuan penyerapan karbon pada suatu ekosistem. Banyaknya karbon yang diserap dan dilepas suatu vegetasi dapat ditentukan dengan menduga nilai Net Ecosystem Exchange (NEE). Penelitian ini bertujuan untuk menduga NEE pada hutan tropis dan perkebunan kelapa sawit. Pendugaan NEE menggunakan remote sensing dipengaruhi oleh indeks vegetasi (NDVI), leaf area index (LAI), radiasi PAR, respirasi tanaman dan respirasi tanah. Tahap awal dalam menghitung NEE adalah menentukan karbon hasil proses fotosintesis atau Gross Primary Productivity (GPP) dan total bersih karbon yang diserap vegetasi per satuan waktu atau Net Primary Productivity (NPP). Kelapa sawit memiliki nilai GPP lebih besar dibandingkan dengan hutan, sedangkan hutan memiliki nilai NPP yang lebih besar dibandingkan hutan. Kelapa sawit memiliki kemampuan penyerapan CO2 sekitar 20 tCO2/ha/tahun - 37 tCO2/ha/tahun lebih besar dibandingkan hutan yang menyerap CO2 sekitar 26.5 tCO2/ha/tahun - 31 tCO2/ha/tahun. Meskipun kemampuan penyerapan CO2 hutan lebih kecil dibandingkan kelapa sawit, hutan lebih stabil menyerap CO2 dalam jangka waktu yang lama.