Keefektifan Perlakuan Uap Panas pada Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) untuk Menekan Insidensi Virus.
Abstract
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan komoditas sayuran yang sangat
penting di Indonesia. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas bawang putih
adalah infeksi patogen dari kelompok virus. Petani bawang putih di Indonesia
umumnya menggunakan umbi sebagai organ vegetatif dalam perbanyakan tanaman
sehingga diduga tidak ada benih yang bebas dari virus. Penelitian dilakukan dengan
tujuan mengevaluasi pengaruh perlakuan uap panas pada suhu 25, 40, 45, dan 50
ºC dengan waktu perendaman 5, 10, dan 15 menit terhadap insidensi virus pada
kultivar Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning. Sampel siung yang digunakan dipotong
sepertiga bagian atas untuk deteksi umbi, sedangkan bagian bawah diberikan
perlakuan uap panas dan ditanam dengan metode growing on test. Metode Dot
immunobinding assay (DIBA) digunakan untuk mendeteksi virus pada sampel umbi
dan daun. Pengamatan dilakukan terhadap daya berkecambah umbi, tinggi
tanaman, gejala, insidensi, dan masa inkubasi virus. Hanya GCLV yang terdeteksi
pada sampel umbi ‘Lumbu Hijau’; sedangkan GCLV, OYDV, dan SLV terdeteksi
pada sampel umbi ‘Lumbu Kuning’. GCLV, OYDV, dan SLV terdeteksi pada
sampel daun ‘Lumbu Hijau’ dan ‘Lumbu Kuning’. Insidensi virus pada kultivar
Lumbu Hijau mencapai 100% untuk GCLV dan OYDV pada seluruh perlakuan,
dan 0 – 75% untuk SLV. Insidensi virus pada kultivar Lumbu Kuning mencapai 50
– 100% untuk GCLV, 75 – 100% untuk OYDV, dan 0 – 50% untuk SLV.
Kombinasi suhu dan waktu perendaman pada perlakuan uap panas pada penelitian
ini belum efektif menekan GCLV, OYDV, dan SLV pada kultivar Lumbu Hijau
dan Lumbu Kuning.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]