Pendugaan Kapasitas Deposisi Kering Polutan Oleh Pertanaman Kelapa Sawit Menggunakan Analisis Dinamika Transfer Momentum.
Abstract
Penelitian dilakukan di dua lokasi pertanaman kelapa sawit dengan
ketinggian tanaman berbeda yaitu di Desa Pompa Air dan PTPN VI. Ketinggian
tanaman di Desa Pompa Air adalah 2.5 m dan di PTPN VI adalah 10.5 m. Analisis
yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis transfer momentum untuk
menduga kapasitas atau potensi penjerapan polutan oleh kedua pertanaman
tersebut. Dalam pendugaan kapasitas deposisi kering pada kedua pertanaman
tersebut harus terlebih dahulu diketahui nilai transfer momentumnya.
Penghitungan transfer momentum pada kedua wilayah tersebut dilakukan pada
berbagai kondisi stabilitas atmosfer untuk mengetahui kondisi optimum dalam
penjerapan polutan oleh pertanaman kelapa sawit. Penentuan stabilitas atmosfer
menggunakan bilangan Richardson. Transfer momentum yang paling tinggi
terjadi ketika kondisi atmosfer tidak stabil di mana pada kondisi ini kecepatan
angin tinggi yang memicu kuatnya turbulensi. Akibatnya, banyak partikel-partikel
dalam massa udara yang terperangkap dalam kanopi tanaman yang dikenal
sebagai proses deposisi kering. Kondisi tidak stabil umumnya terjadi pada siang
hari sehingga variasi diurnal transfer momentum menunjukkan bahwa pada siang
hari transfer momentumnya lebih tinggi dibanding pada malam hari.
Perbandingan nilai transfer momentum di kedua wilayah kajian menunjukkan
bahwa wilayah PTPN VI menghasilkan transfer momentum yang lebih tinggi.
Ketinggian pertanaman kelapa sawit di PTPN VI lebih tinggi dibanding di Desa
Pompa Air sehingga kecepatan angin yang terukur di wilayah PTPN VI menjadi
lebih tinggi karena semakin bertambah ketinggian, halangan angin semakin
berkurang. Rata-rata kapasitas deposisi kering di PTPN VI sebesar 0.0083 kg/m2
dan di Desa Pompa Air sebesar 0.00168 kg/m2.