Perkembangan Histomorfologis Lambung Fetus Kambing Kacang (Capra hircus) Umur 15 Minggu dari Indukan yang Diberi Pregnant Mare Serum Gonadotropin
View/ Open
Date
2017Author
Sugihastuti, Apriyanti
Winarto, Adi
Manalu, Wasmen
Metadata
Show full item recordAbstract
Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) merupakan hormon yang berperan dalam memperbanyak jumlah folikel. Folikel-folikel tersebut berguna untuk memproduksi estrogen. Sekresi estrogen memicu pembebasan Luteinizing Hormone (LH), yang selanjutnya terjadi ovulasi dan menstimulasi terjadinya diferensiasi folikel ovarium menjadi sel luteal. Sel luteal berfungsi mensekresi progesteron, dan pada rasio tertentu dengan estrogen, dapat mempengaruhi fertilisasi, persiapan uterus menerima embrio, perkembangan plasenta yang berpengaruh pada pertumbuhan embrio dan fetus. Optimasi lingkungan mikrouterus dapat berpengaruh pada ekspresi genetik yang dapat berpengaruh pada bobot lahir, dan perkembangan organ internal. Lambung merupakan organ pencernaan yang penting untuk dikaji perkembangannya yang berhubungan dengan fungsinya pada fetus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan histomorfologis lambung fetus kambing kacang (Capra hircus) berumur 15 minggu. Evaluasi jaringan lambung fetus didapatkan dari indukan yang diberi perlakuan PMSG dengan dosis 7.5 IU/kg, 15 IU/kg BB dan induk kontrol. Sampel jaringan lambung fetus kambing dari empat bagian lambung berbeda yang diproses dengan teknik histologi dan pewarnaannya menggunakan Hematoksilin Eosin (HE) dan Cason's Trichrome. Hasil menunjukkan bahwa perkembangan papila rumen mencapai setengah dari tinggi lamina epitelia, permukaan mukosa tumbuh lebih tebal, sementara pada epitel retikuler fetus dari induk perlakuan, pertumbuhan epitelnya mengikuti arah penonjolan mukosa, perkembangan epitel omasum fetus dari induk perlakuan mempunyai epitel papila tersier dan kuartener yang telah terpisah. Pada epitel abomasum telah berkembang bagian dari kardia, fundus, dan pilorus. Kesimpulannya, perkembangan histomorfologis lambung fetus dari induk perlakuan hormonal tumbuh lebih baik dibandingkan dengan fetus dari induk kontrol