Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah Di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2017Author
Rosadillah, Riski
Fatchiya, Anna
Susanto, Djoko
Metadata
Show full item recordAbstract
Kondisi Indonesia pada saat ini di bidang pertanian khususnya usahatani padi sawah banyak mengalami permasalahan, diantaranya terjadi penurunan luas areal tanam dan panen akibat konversi lahan sawah produktif, produktifitas yang semakin menurun, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) sulit dikendalikan, dan semakin terbatasnya sumberdaya air/perubahan iklim dampak fenomena iklim yang sulit diprediksi. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut diperlukan langkah nyata, salah satu program yang diperkenalkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yaitu komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT). PTT adalah suatu pendekatan inovasi dalam upaya peningkatan efisiensi usahatani padi sawah dengan menggabungkan berbagai komponen teknologi menggunakan komponen-komponen yaitu: varietas unggul, benih bermutu, sistem tanam, pengairan berselang, pemupukan berimbang, pengendalian gulma, hama dan penyakit tanaman, panen dan pasca panen.
Kecamatan Toili merupakan salah satu wilayah yang menerapkan inovasi pengelolaan tanaman terpadu mulai tahun 2008 melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Mengingat Kecamatan Toili sebagai sentral produksi di Kabupaten Banggai. Dilihat berdasarkan luas pertanaman padi di Kabupaten Banggai seluas 40.410 ha dengan produksi 185.478 ton dan luas pertanaman padi di Kecamatan Toili seluas 12.887 ha dengan produksi 52.494 ton sehingga menjadi sangat penting untuk menerapkan inovasi PTT dengan luas lahan yang dimiliki.
Luas lahan pertanaman padi di Kecamatan Toili dibandingkan dengan hasil produksi masih tergolong rendah. Rendahnya produktivitas padi sawah ini salah satunya diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat penerapan teknologi oleh petani yang belum sesuainya dengan anjuran. Sejauhmana penerapan petani padi sawah dalam menerapkan tujuh komponen pengelolaan tanaman terpadu dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penerapan PTT tersebut dikaji dalam penelitian ini.
Secara khusus tujuan penelitian adalah: (1) menganalisis penerapan tujuh komponen pengelolaan tanaman terpadu padi sawah yaitu varietas unggul, benih bermutu, sistem tanam, pengairan berselang, pemupukan berimbang, pengendalian gulma, hama dan penyakit tanaman, panen dan pasca panen di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, dan (2) menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan tujuh komponen pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Penelitian dilakukan di Kecamatan Toili dengan memilih empat desa yang paling banyak jumlah petani menerapkan PTT yaitu Desa Tolisu, Desa Tirta Sari, Desa Sindang Baru, dan Desa Mekar Kencana. Sampel penelitian adalah petani yang menerapkan PTT padi sawah sebanyak 80 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2016 dan menggunakan analisis deskriptif dan korelasi rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan tujuh komponen pengelolaan tanaman terpadu padi sawah oleh petani menunjukkan bahwa terdapat lima komponen teknologi yang tergolong tinggi yaitu: benih bermutu, sistem tanam, pengairan berselang, pengendalian gulma, hama dan penyakit terpadu, panen dan pasca panen, sedangkan kategori sedang pada dua komponen yaitu varietas unggul dan pemupukan berimbang, dan (2) faktor-faktor yang berhubungan dengan tujuh komponen penerapan pengelolaan tanaman terpadu diatas adalah varietas unggul berhubungan nyata dengan pengalaman berusahatani, dukungan penyuluhan, dan observabilitas. Benih bermutu berhubungan nyata dengan motivasi, dukungan ketersediaan sarana produksi, dukungan penyuluhan, dukungan kelompok tani, kompatibilitas, dan observabilitas. Sistem tanam berhubungan nyata dengan luas penggarapan lahan, dukungan ketersediaan informasi, dukungan kelompok tani, kompatibilitas, dan observabilitas. Pemupukan berimbang berhubungan nyata dengan keuntungan relatif dan kompatibilitas. Pengendalian gulma hama dan penyakit tanaman berhubungan nyata dengan dukungan ketersediaan sarana produksi dan kompatibilitas.
Collections
- MT - Human Ecology [2255]