Profil eritrogram Domba Garut yang Terinfeksi Miasis dengan Pemberian Salep Sirih Merah ( Pipercrocatum )
Abstract
Miasis pada domba merupakan salah satu penyakit merugikan karena menurunkan produksi dan kualitas daging. ada berbagai cara untuk mengobati infeksi miasis tersebut, salah satunya yaitu dengan pemberian pemberian ekstrak tanaman sirih merah (Pipercrocatum) yang diolah dalam bentuk salep. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas salep sirih merah 2 % dan sirih merah 4% terhadap perubahan gambaran eritrogram pada domba garut yang terinfeksi miasis. Sebanyak 15 ekor domba Garut betina di bagi menjadi 5 kelompok dendan masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor domba. Kelompok pertama yaitu Kelompok Kontrol (K) Kesehatanpaperlakuan, sedangkan kelompok lainnya diinfestasilarva Chrysomyabezziana. Kelompok ke dua yaitu kelompok kontrol positif (K+) yang di beri obat asuntol 2%, kelompok ke tiga yaitu kelompok kontrol negatif (K-) yang tidak di beri pengobatan, kelompok ke empat yaitu kelompok perlakuan pertama (KP1) dengan pemberian salep sirih merah 2%, kelompok ke lima yaitu kelompok perlakuan kedua (KP2) dengan pemberian salep sirih merah 4%. Domba garut dilukai pada daerah punggung dan di beri 50 larva. Setiap hari luka diolesi dengan salep yang di uji. Pengambilan sampel darah melalui venajugularis pada hari ke-0, ke-3 dan ke-7. Sampel darah di periksa untuk mengetahui jumlah eritrosit, nilai hematokrit (PCV), dan kadar hemoglobin (Hb). Pemberian salep sirih merah tidak menyebabkan perubahan secara signifikan terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit pada domba garut yang diinfestasilarva Chrysomyabezziana. gambaran eritrogram dengan pemberian salep sirih merah 4% sebagai terapi miasis lebih baik di banding pemberian salep sirih merah 2%.