Studi Korelasi K pada Bawang Merah di Tanah Ultisol Cipanas, Lebak
Abstract
Ultisol merupakan jenis tanah dengan penyebaran cukup luas di indonesia yang berpotensi untuk pengembangan pertanian tanaman pangan seperti bawang merah. Rendahnya kandungan kalium (K) pada tanah ini menyebabkan perlunya pemupukan yang efisien sesuai kebutuhan tanaman. Ketersediaan hara K bagi tanaman dapat dikaji melalui uji tanah untuk mengetahui status hara K dalam suatu jenis tanah. Metode ekstraksi yang dipilih untuk mengukur kebutuhan kalium tanaman bawang merah ditentukan melalui uji korelasi antara K tanah terekstrak dengan serapan hara tanaman. Tujuan penelitian ini untuk memilih metode ekstraksi kalium terbaik bagi tanaman bawang merah. Pertama dibuat status hara K dengan lima tingkatan, yaitu (0X), (¼X), (½X), (¾X), (X), dimana X= 849.3 kg KCl/ha, dimana X adalah jumlah K yang dibutuhkan untuk mencapai kadar K tertinggi dalam tanah yaitu 0.6 me K/100 g. Tanah yang sudah diberi perlakuan diinkubasi selama 3 bulan, kemudian dianalisis kandungan K menggunakan lima metode pengekstrak, yaitu Bray 1, Bray 2, Mechlich 1, Olsen, dan HCl 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode Bray 1, Bray 2, Olsen, dan Mechlich 1 merupakan metode dengan koefisien regresi (r) yang nyata. Dari keempat metode tersebut metode Olsen dan Mechlich 1 merupakan metode terbaik untuk menduga ketersediaan K tanah bagi bawang merah pada Ultisol Cipanas, Lebak karena memiliki nilai koefisien regresi (r) tertinggi yaitu 0.68 dan 0.67.