Laju Infiltrasi di Berbagai Penggunaan Lahan Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang
View/ Open
Date
2016Author
Imani, Rara Anisviensa
Murtilaksono, Kukuh
Wahjunie, Enni Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Infiltrasi merupakan proses masuknya air secara vertikal ke dalam tanah
melalui pori–pori di permukaan tanah. Semakin tinggi kemampuan infiltrasi suatu
tanah maka akan semakin rendah aliran permukaan yang terjadi. Berkurangnya
aliran permukaan dapat menurunkan resiko banjir di hilir pada musim hujan,
kekeringan di musim kemarau, dan meningkatnya ketersediaan air bawah tanah.
Infiltrasi di setiap penggunaan lahan dapat berbeda bila sifat-sifat fisik tanahnya
berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju infiltrasi tanah di tiga
penggunaan lahan dan penerapan model laju infiltrasi tanah. Penelitian dilakukan
pada bulan Mei hingga Oktober 2015 di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang,
Kabupaten Subang. Pengukuran laju infiltrasi menggunakan Double Ring
Infiltrometer. Analisis data penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok. Uji korelasi dan paired sample t test dilakukan untuk membandingkan
laju infiltrasi hasil pengukuran lapang dengan hasil prediksi dengan tiga model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi minimum di ketiga
penggunaan lahan berbeda; di lahan tegalan (7.7 cm/jam) lebih rendah daripada di
lahan hutan tanaman (11.6 cm/jam) dan kebun campuran (12.5 cm/jam).
Perbedaan laju infiltrasi minimum di ketiga penggunaan lahan tersebut disebabkan
oleh perbedaan sifat fisika tanah. Bahan organik tanah, pori drainase sangat cepat
(PDSC), dan pori drainase lambat (PDL) tertinggi terdapat di lahan hutan
tanaman. Kandungan pasir, pori drainase cepat (PDC), kadar air kapasitas lapang
(KAKL), dan pori air tersedia (PAT) tertinggi terdapat di kebun campuran.
Kandungan klei, indeks stabilitas agregat (ISA), bobot isi tanah, ruang pori total
tanah, dan permeabilitas tanah tertinggi terdapat di lahan tegalan. Korelasi antara
laju infiltrasi tanah hasil pengukuran lapang dengan hasil prediksi model Horton
(0.94-0.97) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi model
Philips (0.68-0.75), maupun Kostiakov (0.79-0.85). Model Horton lebih sesuai
diaplikasikan daripada model Philips maupun Kostiakov untuk memprediksi laju
infiltrasi tanah di penggunaan lahan hutan tanaman, kebun campuran, dan tegalan,
di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang.