Karakteristik Tanah Spodosol dari Kalimantan Timur
View/ Open
Date
2016Author
Anam, Khairul
Widjaja, Hermanu
Suryaningtyas., Dyah Tjahyandari
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanah Spodosol di Kalimantan Timur terbentuk dari bahan endapan pasir
kuarsitik. Penyebaran tanah Spodosol dijumpai di dataran aluvial dan koluvial
yang merupakan daerah peralihan antara dataran struktural/tektonik dari batupasir
kuarsa dengan dataran berawa/gambut. Karakteristik sifat fisik dan sifat kimia
tanah Spodosol harus dikaji secara teliti sebelum digunakan atau dimanfaatkan
untuk lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisitik
sifat morfologi dan sifat kimia tanah Spodosol dari Kalimantan Timur. Penelitian
ini dilakukan pada dua penampang profil tanah (P1 dan P2) dengan penggunaan
lahan hutan dan kebun kelapa sawit. Tanah Spodosol mempunyai susunan horison
A-E-Bhs-C, dengan ketebalan horison yang bervariasi, tekstur kasar yaitu pasir
hingga pasir berlempung. Ciri dari tanah Spodosol yaitu adanya horison penciri
albik dengan warna kelabu terang hingga putih dan horison spodik dengan warna
coklat sangat gelap hingga hitam. Horison albik (E) pada P1 (75-95 cm) lebih
tebal dari P2 (20 cm), horison spodik (Bhs) berada pada kedalaman yang
bervariasi, P1 130-200 cm, dan P2 40-79 cm dari permukaan tanah. Adanya
proses podsolisasi dicirikan oleh pergerakan C-organik dan aluminium dapat
ditukar dari horison albik ke horison spodik. Pergerakan C-organik ditunjukkan
dengan kandungan karbon organik terlarut dalam tanah. Karbon organik terlarut
merupakan karbon yang paling aktif dalam siklus karbon organik. Kandungan
karbon organik terlarut berbanding lurus dengan kandungan C-organik dalam
horison tanah. Horison spodik (Bhs) P1 dan P2 merupakan horison penimbunan
bahan organik dan aluminium, terutama Al dalam bentuk amorf. Sifat kimia tanah
Spodosol menunjukkan reaksi tanah sangat masam, kejenuhan Al sangat tinggi.
Kapasitas tukar kation tanah sangat rendah hingga rendah. Basa-basa dapat
dipertukarkan (K, Na, Ca dan Mg) dan kejenuhan basa umumnya sangat rendah.
Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff 2010), P1 dan P2
termasuk subgrup Typic Haplorthods.