Isolasi dan Karakterisasi Acidithiobacillus ferrooxidans dari Ekosistem Tanah Sulfat Masam Katingan Kalimantan serta Uji Degradasi Pirit
View/ Open
Date
2017Author
Mustafa, Ade Brian
Santosa, Dwi Andreas
Anwar, Syaiful
Metadata
Show full item recordAbstract
Teknologi Bioleaching didasarkan pada kemampuan mikroorganisme untuk
mengubah logam berat dan senyawa dari fase padat ke fase larut. Keuntungan dari
teknik ini adalah biaya rendah, efisiensi tinggi, dan ramah lingkungan.
Acidithiobacillus ferrooxidans merupakan mikrob utama yang terkait dengan
proses bioleaching. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan
mengkarakterisasi Acidithiobacillus ferrooxidans dari ekosistem tanah sulfat
masam asal Katingan, Kalimantan Tengah, mengkorelasi mikrob dan karakteristik
tanah, dan menguji isolat terpilih dalam mendegradasi logam pirit. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah isolasi, uji korelasi antara populasi
Acidithiobacillus ferrooxidans dengan karakteristik kimia dan biologi ekosistem
tanah, karakterisasi Acidithiobacillus ferrooxidans berdasarkan Bergey's Manual of
Systematic Bacteriology, dan uji degradasi pirit dengan pengukuran kadar sulfat,
pH, dan potensial redoks (Eh). Data kadar ion sulfat selanjutnya dianalisis
menggunakan uji ragam repeated measurement. Berdasarkan hasil penelitian, 28
dari 32 sampel tanah (87.5%) positif mengandung Acidithiobacillus sp. Korelasi
Pearson menunjukkan korelasi negatif signifikan antara kadar pirit tanah dengan
total mikrob tanah (fungi, r = -0.379* ; bakteri, r = -0.454**) dan korelasi positif
signifikan antara total fungi tanah dengan bakteri tanah (r = 0.575**). Hasil
karakterisasi menunjukkan spesies yang diperoleh terbukti sebagai
Acidithiobacillus ferrooxidans. Melalui nilai optical density tertinggi, diseleksi
lima isolat unggul yaitu A2, A4, A7, A8, dan A10. Hasil uji sidik ragam repeated
measurement menunjukkan interaksi yang signifikan antara perlakuan inokulasi
isolat dan waktu inkubasi. Peningkatan kadar ion sulfat mengindikasikan bahwa
kelima isolat unggul tersebut memiliki kemampuan dalam mendegradasi mineral
pirit. Hasil uji lanjut pengelompokan secara Duncan, menunjukkan bahwa dari lima
isolat unggul terdapat dua grup yang berbeda nyata dalam menghasilkan ion sulfat,
yaitu isolat A4 (222 ppm) dan isolat A2, A7, A8, dan A10 (251-255 ppm). Uji
degradasi pirit memiliki efek terhadap penurunan nilai pH dan peningkatan
potensial redoks.