Erosi dan Kehilangan C-organik serta Unsur Hara N, P, K pada Budidaya Kacang Tanah (Arachis hypogeae) dengan Perlakuan Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) dan Mulsa Organik
View/ Open
Date
2017Author
Garini, Rizki Audia
Purwakusuma, Wahyu
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Metadata
Show full item recordAbstract
Di Indonesia yang beriklim tropis, erosi oleh air hujan merupakan penyebab
utama terjadinya kerusakan tanah yang ditunjukkan oleh penurunan kualitas sifat
kimia dan fisika tanah akibat hilangnya unsur hara dan bahan organik. Erosi dapat
dikendalikan dengan konservasi tanah metode vegetatif, diantaranya dengan
penanaman akar wangi dan pemberian mulsa organik. Penelitian yang bertujuan
untuk menguji hubungan curah hujan terhadap aliran permukaan dan erosi, serta
menganalisis kehilangan C-organik dan unsur hara N, P, K akibat erosi pada
perlakuan akar wangi, mulsa organik, kombinasi antara akar wangi dan mulsa
organik telah dilakukan di Kebun Pendidikan Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Cikabayan, Institut Pertanian Bogor. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aliran permukaan dan erosi yang tinggi tidak selalu sejalan
dengan curah hujan yang tinggi. Curah hujan rendah namun dengan antecedent
rainfall (kondisi curah hujan sebelumnya) yang tinggi justru menyebabkan aliran
permukaan dan erosi yang lebih tinggi. Hal ini karena hujan yang terjadi pada
hari-hari sebelumnya menyebabkan tanah mempunyai kadar air tinggi sehingga
jumlah air yang dapat masuk menjadi terbatas. Aliran permukaan dan erosi
tertinggi terjadi pada petak tanpa perlakuan konservasi (kontrol) dan terendah
pada petak mulsa organik. Kehilangan C-organik dan unsur hara N, P, K tertinggi
terdapat pada petak tanpa perlakuan konservasi. Perlakuan mulsa organik mampu
menurunkan aliran permukaan dan menekan erosi sehingga mengurangi
kehilangan C-organik dan unsur hara N, P, K