Potensi Hidrolisat Termal Dari Biomassa Kayu, Sabut, dan Tempurung Kelapa Sebagai Herbisida Organik
Abstract
Limbah pertanian merupakan sumber biomassa lignoselulosa yang dapat
dimanfaatkan potensinya sebagai sumber senyawa kimia organik. Senyawa kimia
tersebut dapat digunakan sebagai herbisida organik yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan herbisida sintetik. Salah satu limbah pertanian yang
berpotensi sebagai bahan baku tersebut adalah limbah kelapa (Cocos nucifera L.)
yaitu kayu, sabut, dan tempurung kelapa. Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari potensi hidrolisat lignoselulosa dari biomassa tiga bagian limbah
kelapa tersebut pada gulma fase pra tumbuh (pre-emergence), pasca tumbuh awal
(early post emergence) dan pasca tumbuh (post emergence). Metode dilakukan
dengan cara hidrolisis larutan kayu, sabut dan tempurung kelapa dengan suhu dan
tekanan tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Jenis gulma yang uji diantaranya
Asystasia intrusa, Borreria alata, Cyperus kyllingia, dan Eleusine indica. Hasil
memperlihatkan bahwa seluruh uji larutan hidrolisat berpotensi sebagai herbisida
organik pada fase pra tumbuh, pasca tumbuh awal, dan pasca tumbuh. Pada fase pra
tumbuh, persentase penekanan 3 minggu setelah aplikasi pada perlakuan hidrolisat
kayu, sabut dan tempurung kelapa yaitu 62,18%, 49,58% dan 40,33%. Pengaruh
hidrolisat lignoselulosa terhadap kerusakan gulma fase pasca tumbuh awal berkisar
antara 20,2% - 74,51%. Sedangkan pada pasca tumbuh awal besar persentase
penekanan pertumbuhan gulma adalah 9,03% - 70,84%