Pengaruh Perbedaan Ukuran Grid dalam Klasifikasi untuk Penentuan Tutupan Lahan dan Perubahannnya Menggunakan Google Earth historical Imagery Studi Kasus Kota Bogor 2011- 2015
View/ Open
Date
2017Author
Salelenggu, M Meilani K S A
Barus, Baba
Iman, La Ode Syamsul
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendekatan yang umum digunakan dalam memetakan tutupan lahan yakni klasifikasi menggunakan komputer secara otomatis. Namun, terdapat beberapa kasus dimana proses klasifikasi otomatis memberikan hasil yang belum optimal dari yang diharapkan karena dimensi kesalahan dalam proses klasifikasi yang kompleks akibat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya deteksi perbedaan reflektan spektral pada citra dan pemilihan teknik klasifikasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Metode interpretasi kuantitatif visual dirancang melalui proses klasifikasi dilakukan secara manual dengan keterukuraan segmentasi grid secara kuantitatif melalui Google Earth historical imagery secara online. Dalam penelitian ini, metode tersebut digunakan dalam dua dimensi grid 250 m dan 50 m, untuk memetakan tutupan lahan Kota Bogor dan perubahannya dari tahun 2011-2015. Ukuran grid 50 m memberikan informasi yang lebih detil dengan dimensi segmentasi pada peta yang lebih tinggi, membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih intensif dalam pengolahan data dengan jumlah kuatitatif grid piksel dengan kombinasi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan ukuran grid 250m. Keeratan kesepakatan antar kedua dimensi grid tersebut dalam informasi kelas tutupan lahan secara total hanya mampu mencapai tingkat “cukup” (“fair”) dengan Kappa 0.362 (citra 2011) dan 0.371 (citra 2015). Hal tersebut menunjukkan bahwa metode interpretasi kuantitatif visual dapat memberikan informasi awal dan alternatif dalam proses klasifikasi citra dan mendukung metode otomatis, resolusi grid menjadi faktor penting dalam melakukan pemetaan tutupan lahan dan perubahannya, karena relatif besarnya perbedaan yang dapat dihasilkan menggunakan resolusi grid yang berbeda