Studi Kasus Kebuntingan Kembar Pada Kuda Di Pulau Jawa Dan Madura.
Abstract
Kebuntingan kembar merupakan penyebab abortus secara non-infeksius yang amat merugikan peternak kuda di Indonesia. Kebuntingan kembar menyebabkan abortus pada akhir trimester kebuntingan dan komplikasi yang lain sehingga kuda susah dibuntingkan lagi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian kebuntingan kembar di Pulau Jawa dan Madura dan cara penanganannya. Prevalensi kejadian kebuntingan kembar di Pulau Jawa dan Madura mencapai rata- rata 2.93% dalam periode tahun 2009-2015. Diagnosa kebuntingan kembar bisa dilakukan secara dini pada hari ke 16-18 setelah perkawinan kuda dengan gambaran ultrasonografi (USG) terlihat 2 vesikel berbentuk bulatan hypoechoic pada saluran reproduksi. Selain itu, juga terlihat 2 corpus lutea yang berupa bulatan hyperechoic pada ovari kiri dan/atau kanan. Satu kasus triplet dan satu kasus kembar identik telah dilaporkan berdasarkan gambaran USG yang terlihat. Penanganan kebuntingan kembar dilakukan dengan cara enukleasi (crushing) pada hari ke 18 umur kebuntingan mencapai keberhasilakan sebanyak 50%.