Show simple item record

dc.contributor.authorWidyotomo, Sukrisno
dc.contributor.authorMulato, Sri
dc.contributor.authorPrastowo, Bambang
dc.contributor.authorSuharyanto, E.
dc.date.accessioned2010-04-27T01:50:57Z
dc.date.available2010-04-27T01:50:57Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/8449
dc.description.abstractSalah satu tahap pengolahan hilir kakao yang sangat menentukan cita rasa khas chocolate adalah proses penyangraian. Penyangraian bertujuan untuk mengembangkan rasa, aroma, warna, dan mengurangi kadar air. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah merekayasa alat sangrai biji kakao tipe silinder horisontal dengan sumber panas kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah yang cocok dan terjangkau oleh pengusaha kecil baik secara teknologis maupun harga. Upaya konversi minyak tanah menjadi minyak nabati sebagai bahan bakar sumber panas penyangraian perlu dilakukan mengingat ketersediaan energi fosil yang semakin langka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja mesin sangrai biji kakao tipe silinder horisontal dengan menggunakan sumber panas kompor bertekanan berbahan bakar minyak sawit kasar [crude palm oil, CPO]. Kompor bertekanan yang digunakan adalah kompor Protos 1 dengan dasar rancangan dari Universitas Hohenheim, Jerman. Hasil uji awal skala laboratorium menunjukkan bahwa pada durasi proses pembakaran yang sama, minyak tanah yang dibutuhkan 2 kali lebih banyak dibandingkan minyak nabati. Pada proses penyangraian biji kakao diperoleh hasil bahwa dengan kompor bertekanan berbahan bakar minyak sawit kasar, biji kakao pascasangrai dengan kadar air 2-3% diperoleh setelah proses penyangraian berlangsung selama 45-50 menit dengan suhu sangrai antara 110- 120 o C. Tenaga yang dihasilkan kompor sekitar 2,7 kilowatt dengan konsumsi bahan bakar antara 0,271-0,292 kg/jam. Residu pembakaran dan tingkat kebisingan masingmasing sebesar 0,32-0,52 g/kg dan 70,2 dB. Frekuensi pembersihan nozzle kompor dilakukan antara 4-5 jam sekali. Uji organoleptik menunjukkan bahwa biji kakao pasca sangrai tidak terkontaminasi bau asap ataupun bau asing lainnya.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subjectKakaoid
dc.subjectSangraiid
dc.subjectEnergiid
dc.subjectMinyak Tanahid
dc.subjectMinyak Sawitid
dc.titlePemanfaatan Minyak Sawit Kasar sebagai Sumber Energi Alternatif untuk Penyangraian Biji Kakaoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Proceedings [2790]
    Proceedings of Bogor Agricultural University's seminars

Show simple item record