Analisis Pendapatan dan Alternatif Kebijakan Pengelolaan Limbah Usahaternak Sapi Perah di Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
View/ Open
Date
2017Author
Harmeswari, Alifthya Putrie
Istiqomah, Asti
Metadata
Show full item recordAbstract
Sub sektor peternakan memiliki peran strategis bagi pembangunan ekonomi
nasional, salah satunya yaitu kontribusi terhadap PDB sebesar 15,46% pada tahun
2015. Di sisi lain keberadaannya seringkali menimbulkan masalah dari limbah yang
dihasilkan. Komplek Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon merupakan peternakan
terbesar di Jakarta Timur yang sudah ada sejak tahun 1992. Keberadaannya
memberikan dampak, baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat
sekitar. Upaya pengolahan limbah ternak telah dilakukan dimana sebagian tenaga
kerja di usahaternak tersebut mengolah limbah menjadi pupuk. Tujuan penelitian ini
adalah (1) mengidentifikasi presepsi masyarakat sekitar terhadap keberadaan
usahaternak sapi perah di Pondok Ranggon, (2) menganalisis perbandingan
pendapatan usahaternak sapi perah tanpa pengolahan limbah dengan yang melakukan
pengolahan limbah, (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
untuk memanfaatkan limbah ternak sapi perah, (4) menganalisis alternatif kebijakan
pengelolaan limbah ternak sapi perah di Pondok Ranggon. Metode yang digunakan
adalah analisis persepsi, analisis pendapatan, regresi logistik, dan Multi Criteria
Decision Analysis (MCDA). Analisis persepsi masyarakat menunjukkan bahwa
keberadaan peternakan menyebabkan pencemaran dari buangan limbah dan tidak
memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar. Manfaat ekonomi
pada semua skala menunjukkan bahwa usahaternak yang mengolah limbah menjadi
pupuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan usahaternak
yang tidak mengolah limbah. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dalam
keputusan tenaga kerja untuk mengolah limbah yaitu lama bekerja, jumlah ternak,
tingkat pendidikan, dan persepsi terhadap lingkungan peternakan. Agar usahaternak
dapat berkelanjutan, maka solusi alternatif kebijakan terbaik yaitu dengan pengolahan
limbah menjadi pupuk dan dikombinasikan dengan pengolahan menjadi biogas.