Evaluasi Rasio Selter : Lobster Yang Berbeda Terhadap Respons Stres Dan Kinerja Produksi Pendederan Lobster Pasir Panulirus Homarus
Abstract
Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan salah satu jenis lobster air laut yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat sebab jumlah permintaan pasar yang tinggi baik pasar lokal maupun internasional. Kegiatan budidaya pembesaran lobster telah dilakukan dengan keramba jaring apung (KJA), namun kegiatan ini masih memiliki kelemahan yaitu rendahnya tingkat kelangsungan hidup. Rendahnya tingkat kelangsungan hidup disebabkan sifat kanibalisme lobster hingga menimbulkan kematian. Kanibalisme terjadi saat lobster moulting, selain itu benih yang tidak seragam dapat menyebabkan pula terjadinya kanibalisme. Salah satu untuk mengatasi kanibalisme yaitu dengan menyediakan selter yang berfungsi sebagai tempat persembunyian/berlindung lobster dalam media pemeliharaan. Hal ini diadaptasi sesuai habitat lobster pasir di alam yang memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat berlindung. Penelitian ini bertujuan menganalisis rasio selter yang berbeda terhadap respons stres dan kinerja produksi pendederan lobster pasir Panulirus homarus.
Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, dengan 4 perlakuan dan 2 ulangan, perlakuan yang digunakan yaitu rasio selter (a) 1 : 5, (b) 3 : 5, (c) 4 : 5 dan (d) 5 : 5. Lobster pasir yang digunakan berasal dari pengumpul benih di daerah Pelabuhan Ratu, Sukabumi dengan berat rata-rata 30,64±0,58 g/ekor, dan panjang rata-rata 100,11±1,42 mm/ekor yang dipelihara dengan kepadatan 23 ekor/bak dan lama pemeliharan selama 60 hari. Jenis pakan yang digunakan yaitu potongan ikan rucah dengan FR 3% bobot lobster, dan frekuensi pemberian pakan 1 kali sehari pada pukul 18.00 WIB.
Parameter kualitas air yang diuji selama pemeliharaan yaitu suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut (DO), amonia, nitrat dan nirit. Parameter respons stres yang digunakan untuk menganalisi tingkat stres lobster yaitu total hemocyte count (THC) dan kadar glukosa hemolymph. Parameter kinerja produksi yaitu frekuensi moulting, rasio konversi pakan (FCR), bobot, laju pertumbuhan harian (LPH) dan tingkat kelangsungan hidup (TKH)).
Hasil penelitian menunjukkan kondisi kualitas air selama penelitian masih memenuhi standar untuk pertumbuhan lobster pasir. Perlakuan rasio selter 4 : 5 lebih efektif menekan tingkat stres lobster hal ini ditunjukkan oleh nilai THC dan kadar glukosa hemolymph selama penelitian dalam kondisi yang stabil. Serta menghasilkan kinerja pertumbuhan yaitu pertumbuhan bobot sebesar 57,28±0,15 g/ekor, LPH 0,94±0,04% dan TKH 91,31±2,60%.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan dengan penggunaan rasio selter 4 : 5 pada pendederan lobster Panulirus homarus memberikan respons stres yang lebih baik, ditinjau dari respons THC, dan kadar glukosa hemolymph, selama penelitian mampu menekan tingkat stres dan menghasilkan tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya.
Collections
- MT - Fisheries [3011]