Identifikasi Sifat Lumpur Sidoarjo dan Potensi Pemanfaatannya
View/ Open
Date
2017Author
Salam, Abdul
Nugroho, Budi
Suryaningtyas, Dyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Bencana semburan lumpur panas dan gas mulai terjadi sejak 29 Mei 2006 di
kompleks eksplorasi migas Banjar Panji-1 milik PT Lapindo Brantas di Desa
Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sampai sekarang
Lumpur Sidoarjo (selanjutnya disebut Lusi) masih terus mengeluarkan luapan
lumpur panas dan gas dengan debit rata-rata 7500 – 10000 m3/hari. Lusi yang
berstatus sebagai gunung lumpur memiliki volume total telah mencapai lebih dari
8.4 juta m3. Volume yang terus bertambah tersebut menjadi ancaman besar bagi
masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah Republik Indonesia dan PT Lapindo Brantas untuk menghentika n
semburan lumpur dan menyelesaikan masalah sosial, tetapi tidak bisa
menghentikan alirannya. Akibat negatif dari lumpur dapat dikurangi jika ditemukan
cara untuk memanfaatkan lumpur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik Lusi dan
alternatif potensi-potensi pemanfaatannya. Contoh lumpur diambil pada jarak 595
m sebelah Barat Daya dan 1461 m sebelah Selatan dari pusat semburan. Parameter
yang dianalisis adalah tekstur, jenis mineral klei, dan komposisi kimia Lusi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 90% komponen Lusi
merupakan faksi klei. Dua jenis mineral klei yang teridentifikasi dominan termasuk
kelompok monmorilonit (bentonit) dan kaolinit. Komposisi kimia Lusi relatif sama
dengan komposisi kimia bentonit yang berasal dari Republik Ceko dan Yunani,
dengan persentase MnO, Na2O, K2O, P2O5, dan SO3 lebih tinggi pada Lusi. Lusi
dapat dimanfaatkan sebagai amelioran, industri pemboran, industri pengecoran
logam (foundry), bahan untuk memperkuat konstruksi beton dan bahan pencampur
keramik