Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Dan Biaya Penanggulangan Akibat Anemia Gizi Besi Di Indonesia
View/ Open
Date
2017Author
Mangalik, Gelora
Martianto, Drajat
Sukandar, Dadang
Metadata
Show full item recordAbstract
Anemia gizi besi (AGB) merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar
di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) penderita AGB sebesar
1.62 miliar di seluruh dunia atau 24.8% dari populasi global. AGB dikaitkan
dengan rendahnya skor tes fungsi kognitif pada balita, skor yang rendah pada tes
fungsi kognitif dan tes prestasi pada anak-anak usia sekolah dan pada ibu hamil
dapat menyebabkan buruknya persalinan, terjadinya komplikasi kehamilan dan
kelahiran. AGB juga menyebabkan rendahnya produktivitas kerja dan pendapatan
pada orang dewasa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan estimasi potensi kerugian
ekonomi dan biaya penanggulangan akibat AGB di Indonesia.Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah: 1) menganalisis potensi kerugian ekonomi akibat AGB pada
balita, anak usia sekolah, remaja dan orang dewasa di Indonesia; 2) melakukan
estimasi biaya yang diperlukan untuk penanggulangan AGBmelalui fortifikasi zat
besi dan suplementasi zat besi; 3) menganalisis perbandingan antara kehilangan
ekonomi dan biaya intervensi akibat AGB. Manfaat dari penelitian ini adalah
memberikan gambaran seberapa besar kerugian ekonomi dan biaya
penanggulangan yang di sebabkan oleh AGB dan juga dapat dijadikan sebagai
suatu acuan bagi para pengambil kebijakan khususnya DPR dalam penetapan
anggaran dan bagi pemerintah dalam penetapan biaya untuk mengatasi masalah
AGB di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan dengan
mengumpulkan dan menganalisis beberapa data yang relevan yang diperlukan
untuk melakukan estimasi potensi kerugian ekonomi dan biaya penanggulangan
akibat AGB di Indonesia. Data prevalensi AGB menggunakan data Riskesdas
2013 untuk data nasional dan Riskesdas 2007 untuk data provinsi, jumlah
penduduk menurut umur dan jenis kelamin, upah tenaga kerja di berbagai sektorsektor
usaha dan PDB diperoleh dari BPS RI 2013, unit cost untuk intervensi
AGB diperoleh dari data USAID, FFI dan Kemenkes RI 2013. Tahapan
perhitungan estimasi potensi kerugian ekonomi akibat AGB pada berbagai
kelompok umur menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Ross dan Horton
(1998).
Hasil dari penelitian ini adalah total potensi kerugian ekonomi yang
diakibatkan oleh AGB sebesar Rp 62.02 triliun rupiah per tahun (US$5.08 miliar)
atau sebesar 0.711% PDB Indonesia. Kerugian ekonomi akibat penurunan
kognitif pada kelompok balita dan anak usia sekolah sebesar Rp 1 327 919 per
orang per tahun dan pada remaja sebesar Rp 829 950 per orang per tahun.
Besarnya kerugian ekonomi akibat AGB yang menyebabkan penurunan
produktivitas kerja pada perempuan sebesar Rp 1 878 451 per orang per tahun dan
pada laki-laki sebesar Rp 2 777 225 per orang per tahun. Peningkatan biaya
perawatan bayi BBLR sebesar Rp 150 151 per orang per tahun. Estimasi biaya
untuk penanggulangan AGB melalui program fortifikasi zat besi pada beras
Raskin, terigu dan taburia serta suplementasi tablet besi sebesar Rp 1.95 triliun
per tahun (US$150 juta). Biaya penanggulangan melalui fortifikasi zat besi dan
suplementasi tablet besi lebih rendah dibandingkan dengan kerugian ekonomi
yang ditimbulkan oleh AGB.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerugian ekonomi akibat AGB di
berbagai kelompok umur lebih besar dibandingkan dengan biaya
penanggulangannya. Oleh karena itu pentingnya advokasi untuk para pembuat
kebijakan dalam melakukan investasi berupa alokasi anggaran untuk
penanggulangan AGB. Karena penanggulangan AGB juga melibatkan swasta
(produsen pangan) maka diperlukan strategi kemitraan pemerintah-swastamasyarakat
(public-private partnership).
Collections
- MT - Human Ecology [2236]