Keberlanjutan Penerapan Teknologi Pengelolaan Pekarangan Oleh Wanita Tani Di Kabupaten Kuningan
Abstract
Keberlanjutan penerapan teknologi pengelolaan pekarangan oleh wanita tani
pada dasarnya ditujukan guna menghadapi isu ketahanan pangan nasional,
perbandingan ketersediaan pangan dengan pertambahan jumlah penduduk, isu alih
fungsi lahan dan kesadaran tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan.
Pengelolaan pekarangan yang berkelanjutan pada hakekatnya merupakan suatu
perilaku dari individu wanita tani agar tetap melaksanakan kegiatan pengelolaan
pekarangan pasca program. Melanjutkan kegiatan pengelolaan pekarangan pasca
program merupakan salah satu potensi dan strategi untuk mewujudkan
kemandirian pangan di tingkat rumahtangga.
Kegiatan pengelolaan pekarangan umumnya ditujukan sebagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat terutama wanita tani dalam pemenuhan pangan dan gizi
keluarga dan membantu menambah pendapatan rumahtangga. Peran ini akan
menciptakan keuntungan ganda karena di satu sisi wanita tani dapat memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan ikut membantu meringankan beban
keluarganya serta menambah pendapatan keluarga. Dalam 4 tahun terakhir
pemerintah kembali mengembangkan kegiatan-kegiatan pengelolaan pekarangan
dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Berdasarkan hasil pengamatan
Badan Litbang Pertanian, pengetahuan masyarakat terhadap teknologi pengelolaan
pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang
terkait dengan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang
diharapkan. Selain inovasi, pengembangan pengelolaan pekarangan perlu didukung
dengan kualitas sumber daya manusia wanita tani, bimbingan dan pendampingan
fasilitator dan dukungan eksternal lainnya sehingga lebih memungkinkan
keberlanjutan penerapan teknologi di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis karakteristik individu wanita tani,
karakteristik inovasi, kinerja fasilitator, dukungan eksternal dan keberlanjutan
penerapan teknologi pengelolaan pekarangan oleh wanita tani di Kabupaten
Kuningan; dan (2) mengkaji pengaruh karakteristik individu wanita tani,
karakteristik inovasi, kinerja fasilitator, dan dukungan eksternal terhadap
keberlanjutan penerapan teknologi pengelolaan pekarangan oleh wanita tani di
Kabupaten Kuningan. Penelitian dilakukan pada wanita tani yang telah
menerapkan dan masih menerapkan teknologi pengelolaan pekarangan di Desa
Sindangsari Kecamatan Sindangagung dan Desa Babakanmulya Kecamatan
Jalaksana, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
dengan mempertimbangkan bahwa lokasi dan responden telah menerapkan
teknologi pengelolaan pekarangan di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.
Sampel penelitian berjumlah 76 responden wanita tani (Desa Sindangsari 40
responden, dan Desa Babakanmulya 36 responden).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei, studi literatur dan
wawancara. Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Gambaran peubah penelitian yang diamati terdiri dari peubah
keberlanjutan penerapan teknologi (Y) sebagai peubah terikat (dependent
4
variable), dan peubah bebas (independent variable) terdiri: karakteristik individu
wanita tani yang mengelola pekarangan (X1), karakteristik inovasi teknologi (X2),
kinerja fasilitator (X3), dan dukungan eksternal (X4) dianalisis secara deskriptif,
dan analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap keberlanjutan adopsi pengelolaan pekarangan.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran dan faktor-faktor yang berpengaruh
nyata terhadap keberlanjutan adopsi pengelolaan pekarangan. Wanita tani
mempunyai rataan usia produktif (46 tahun), tingkat pendidikan sedang-menengah,
mempunyai jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang per rumahtangga, motivasi
tinggi mengelola pekarangan (86.1-92.7%), curahan waktu yang diberikan untuk
pengelolaan pekarangan per hari antara 2-3 jam, rata-rata pendapatan keluarga
antara Rp500 000 s/d Rp6 000 000 per bulan serta kepemilikan pekarangan antara
sempit sampai dengan sedang. Sebanyak 77.5 persen wanita tani menilai bahwa
cara budi daya pengelolaan pekarangan masih dianggap rumit, namun demikian
hampir seluruh wanita tani menganggap bahwa inovasi pengelolaan pekarangan
memiliki tingkat kemudahan dan tingkat kesesuaian untuk dipraktekan. Fasilitator
yang berperan dalam kegiatan pengelolaan pekarangan secara berurutan adalah
fasilitator KWT, gapoktan, dinas setempat dan fasilitator BPTP. Rata-rata
pendapatan usaha tani pekarangan didominasi dengan lebih dari empat komoditas
yang diusahakan dalam satu rumahtangga dengan rata-rata pendapatan di Desa
Sindangsari Rp107 500 s/d Rp410 000 per musim dan di Desa Babakanmulya
Rp157 500 s/d Rp462 500 per musim. Kontribusi pendapatan usaha tani
pekarangan terhadap pendapatan keluarga per bulan sebesar 4.41 persen.
Hasil analisis regresi linear berganda Uji F (simultan), semua peubah bebas
karakteristik individu wanita tani, karakteristik inovasi, kinerja penyuluh/fasilitator
kegiatan pengelolaan pekarangan dan dukungan lingkungan eksternal memiliki
pengaruh nyata terhadap keberlanjutan adopsi inovasi teknologi pengelolaan
pekarangan. Nilai pengaruh sebesar 72.4 persen sedangkan sisanya 27.6 persen
dipengaruhi oleh peubah lain yang tidak ada dalam model regresi. Hasil analisis
regresi linear berganda Uji t (parsial), secara berurutan indikator peubah
karakteristik individu yang berpengaruh nyata adalah umur, motivasi, jumlah
anggota keluarga, tingkat pendidikan, curahan waktu wanita tani dan pendapatan
keluarga. Indikator karakteristik inovasi yang berpengaruh nyata adalah
keuntungan relatif dan tingkat kesesuaian inovasi. Indikator kinerja fasilitator yang
berpengaruh nyata adalah tingkat kunjungan dan tingkat pengetahuan. Semua
indikator dukungan eksternal pemasaran, dukungan keluarga, dukungan kelompok
dan dukungan sarana prasarana berpengaruh nyata terhadap keberlanjutan adopsi
teknologi pengelolaan pekarangan.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]