Pola Pengembangan Kub Nelayan Gillnet Di Barsela Aceh Berbasis Perikanan Laut
View/ Open
Date
2017Author
Rizal, Muhammad
Wirwayan, Budy
Wisudo, Sugeng Hari
Solihin, Iin
Haluan, John
Metadata
Show full item recordAbstract
Isu strategis yang sering dibicarakan dalam pengembangan perikanan laut
salah satunya adalah pemberdayaan nelayan kecil, dimana kondisi usaha perikanan
laut di Indonesia saat ini menunjukkan belum berpihak pada upaya peningkatan
kesejahteraan nelayan. Menyikapi kondisi tersebut, Kementrian Kelautan dan
Perikanan pada Tahun 2010-2014 fokus terhadap pengentasan kemiskinan dan
kemandirian nelayan di wilayah pesisir dan sentra perikanan, yang diwujudkan
dengan pembentukan kelompok-kelompok nelayan kecil melalui program
pemberdayaan pengembangan usaha mina perdesaan (PUMP) terhadap nelayan
kecil (kapal<5GT) yang tergabung dalam kelompok usaha bersama (KUB). Salah
satu tujuannya adalah aktifnya KUB sehingga diharapkan berkembangnya usaha
penangkapan ikan, kewirausahaan nelayan dan KUB sebagai lembaga ekonomi di
perdesaan.
Pelaksanaan program KUB Perikanan Laut merupakan program percepatan
penanggulangan kemiskinan nelayan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan usaha dan kemandirian khususnya pemberdayaan nelayan skala kecil,
melalui bantuan modal usaha yang dalam pelaksanaanya diselaraskan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Strategis Kementrian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014.
Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui kinerja KUB nelayan gillnet dan
mengidentifikasi atribut kinerjanya (aspek lembaga, sosial budaya, ekonomi,
lingkungan dan kebijakan) di Barsela Aceh, (2) mengetahui kelayakan usaha KUB
nelayan gillnet di Barsela Aceh, (3) Menganalisis tingkat Status keberlanjutan KUB
nelayan gillnet di Barsela Aceh, (4) Strategi pengembangan kelembagaan KUB
nelayan gillnet di Barsela Aceh. Metode Analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis kesenjangan dan IPA (Importance Performance
Analysis) untuk mengetahui nilai atribut kinerja KUB, analisis ekonomi
digunakan untuk menilai kelayakan usaha KUB, analisis status keberlanjutan KUB
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Multi dimensional scaling
(MDS) serta metode Interpretative Sructural Modelling (ISM) untuk mengetahui
altenatif model pengembangan KUB nelayan menuju keberhasilan berbasis
perikanan laut (nelayan gillnet) di wilayah Barsela Aceh.
Hasil penelitian menunjukkan nilai kesenjangan pada aspek lembaga
(1,87) dan aspek sosial budaya (1,91) adalah katagori cukup baik. Sedangkan nilai
pada aspek ekonomi (2,12), aspek lingkungan (2,43) dan aspek kebijakan (2,21)
adalah katagori kurang baik. Serta atribut yang prioritas (kuadran A) adalah dalam
aspek lembaga adalah 5 atribut, aspek sosial budaya adalah 4 atribut, aspek
ekonomi adalah 3 atribut, aspek lingkungan adalah 3 atribut dan aspek kebijakan
ada 4 atribut.
Berdasarkan hasil penelitian kelayakan usaha KUB nelayan gillnet
menunjukkan bahwa layak dilanjutkan dengan memperoleh keuntungan rata-rata
Rp 41.839.791, nilai R/C> 1 dengan nilai rata-rata 1,41, nilai PP rata-rata 1,89 (23
bulan) untuk mengembalikan modal. Kemudian kelayakan investasi usaha KUB
nelayan gillnet yaitu NPV > 1, dengan nilai rata-rata 146.053.176, nilai Net B/C >
5
1 dengan nilai rata-rata 2,93 dan nilai IRR dengan nilai rata-rata 63% > dari tingkat
suku bunga 12 % sehingga dapat dikatakan bahwa usaha KUB nelayan gillnet
layak untuk dilanjutkan.
Hasil analisis Rapfish diperoleh bahwa status pengembangan berkelanjutan
KUB menunjukkan bahwa menurut aspek kelembagaan, ekonomi dan aspek sosial
budaya dan kebijakan dikategorikan kurang berkelanjutan, kemudian aspek ekologi
atau lingkungan dikategorikan cukup berkelanjutan. Atribut yang berpengaruh pada
aspek lembaga adalah: kualitas sumberdaya manusia, intensitas pembinaan, efektif
PPTK dan tingkat pemanfaatan akses informasi. Aspek sosial budaya: etos kerja,
koordinasi dan kekompakkan kelompok dan budaya ingin mandiri. Aspek
ekonomi: tingkat peluang pasar KUB, perkembangan omset, terwujudnya LKM.
Aspek ekologi: Teknologi ramah lingkungan, efektif jenis ikan layak tangkap dan
keberlanjutan sumberdaya ikan, aspek kebijakan: peraturan sanksi bagi KUB tidak
aktif, sinkronisasi program pemberdayaan nelayan dan aturan sanksi KUB yang
melanggarAD/ART.
Strategi prioritas atau elemen kunci keberhasilan program pengembangan
KUB meliputi yaitu meningkatkan kualitas SDM, Etos kerja, rendah keahlian
PPTK Sesuai bidang KUB binaan, rendah kemampuan nelayan mengadopsi
teknologi, rendah tingkat kepercayaan antara anggota KUB, kurang efektif
peraturan pemeliharaan aset KUB, rendah peluang akses KUB ke pasar, kurang
efektif peraturan pembagian hasil laba KUB, rendahnya tingkat selektivitas alat
tangkap, tidak efektif sanksi bagi KUB yang melanggar aturan kinerjanya,
peningkatan sinergi kinerja stakeholder, sinergi aturan & zona wilayah program
bantuan nelayan antara stakeholder dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP)
Collections
- DT - Fisheries [725]