Kajian Keterkaitan Kelimpahan Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) dengan Habitat Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Pesisir Selatan Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur
View/ Open
Date
2017Author
Prajoko, Bambang
Riani H, Etty
Setyobudiandi, Isdradjad
Metadata
Show full item recordAbstract
Secara ekologis, terumbu karang berfungsi sebagai tempat untuk mencari
makan (feeding ground), daerah asuhan (nursery ground) dan daerah pemijahan
(spawning ground) bagi sumberdaya ikan dan organisme pendukung lainnya yang
hidup di ekosistem tersebut. Menurut Allen (1999), kelimpahan sumberdaya ikan
karang pada suatu lokasi disebabkan oleh tersedianya habitat yang sangat
bervariasi di ekosistem terumbu karang. Choat dan Bellwood (1991) dalam
Bawole (1998), menyatakan bahwa interaksi antara ikan karang dan terumbu
karang sebagai habitatnya dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: (1)
interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator pemangsa terutama
bagi ikan-ikan muda; (2) interaksi dalam mencari makanan yang meliputi
hubungan ikan karang dengan biota yang hidup pada karang termasuk algae; dan
(3) interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi hidrologis
dan sedimen.
Ikan ekor kuning (Caesio cuning) salah satu ikan karang yang memiliki
habitat pada perairan pantai berkarang, perairan karang dengan suhu lebih dari
200C. Ikan ekor kuning berasosiasi dengan terumbu karang dan dapat ditemukan
pada kedalaman 1-60 meter (Randal et al. 1990). Kajian mengenai keterkaitan
ikan ekor kuning dan habitatnya di terumbu karang sangat diperlukan sebagai
salah satu dasar untuk pengeloaan baik pengelolaan sumberdaya ikan itu sendiri
maupun pengelolaan terumbu karang yang berbasis ekosistem.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi terumbu karang
dan komunitas ikan ekor kuning, dan mengetahui keterkaitan kelimpahan ikan
ekor kuning dengan kondisi ekosistem terumbu karang di lokasi penelitian.
Obesrvasi dilakukan pada tujuh lokasi yaitu: Otan, Uiasa, Tanjung Uikalui,
Hansisi, Pulau Kambing, Bolok dan Pasir Panjang. Line Intersept
Transect(English et al. 1997) and Underwater Fish Visual Census(English et al.
1997) digunakan untuk mengetahui kondisi penutupan substrat bentik dan
kelimpahan ikan ekor kuning.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kondisi terumbu karang
di perairan pesisir selatan Teluk Kupang bervariasi pada setiap lokasi.
Berturut-turut kondisi terumbu karang di setiap lokasi adalah sebagai berikut:
Pasir Panjang dalam kondisi baik (70.33%), Uiasa sedang (48.00%), Bolok
sedang (38.67%), Otan sedang (34.33%), Pulau Kambing sedang (30.00%),
Tanjung Uikalui buruk (18.00%), dan Hansisi buruk (10.67%). Secara
keseluruhan kondisi terumbu karang di perairan pesisir selatan Teluk Kupang
dalam kondisi sedang (35.71%). Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan,
kelimpahan ikan ekor kuning di ekosistem terumbu karang sangat terkait dengan
kelimpahan plankton yang ada di perairan dengan nilai determinasi (R=0.9485).
Keterkaitan kelimpahan ikan ekor kuning dengan ekosistem terumbu karang
dicirikan dengan keberadan acropora branching (ACB), coral massive (CM) dan
dead coral with algae (DCA).
Collections
- MT - Fisheries [3019]