Siklus Estrus Dan Morfologi Uterus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Hewan Model Menopause Setelah Pemberian Tepung Teripang (Holothuria Scabra).
Abstract
Bertambahnya usia menyebabkan fisiologis tubuh mengalami penurunan dan akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kejadian penyakit serta penurunan tingkat reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Siklus Estrus dan Morfologi Uterus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Hewan Model Menopause Setelah Pemberian Tepung Teripang (Holothuria scabra). Tikus yang digunakan dalam penelitian berjumlah 30 ekor dan dibagi menjadi 6 kelompok. 5 ekor tikus tidak diovariektomi (kelompok normal) dan 25 ekor tikus diovariektomi sebagai hewan model menopause yang terdiri atas: kelompok KN (diberi minyak jagung), kelompok KP (diberi etinil estradiol 30 μg/100 g BB) dan 3 kelompok lainnya D1, D2 dan D3 (diberi tepung teripang dengan dosis 30 μg, 40 μg dan 50 μg/100 g BB). Etinil estradiol dan tepung teripang diberikan setelah 45 hari tikus diovariektomi selama 20 hari menggunakan sonde lambung. Pengambilan ulas vagina dilakukan secara rutin sehari dua kali dengan rentang waktu 12 jam selama 20 hari. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah tepung teripang dapat memberikan respon pada organ target yaitu perubahan gambaran pada ulas vagina tikus yang di ovariektomi. Waktu estrus paling panjang dijumpai pada kelompok D1. Kelompok D1 dan D3 memiliki bobot uterus yang besar dan ketebalan endometrium yang tebal. Tepung teripang yang mengandung steroid berupa testosteron dapat menyebabkan perubahan gambaran ulas vagina dan perubahan morfologi uterus pada tikus putih yang diovariektomi.