Dinamika Fraksi Pinorganik pada Ultisol Jasinga yang Diberi Perlakuan Kapur, Kompos, Arang, dan Fosfat Alam: Pemudah larut, Al-P, dan Fe-P
View/ Open
Date
2017Author
Nurlista, Shevi Dwi
Anwar, Syaiful
Sudadi, Untung
Metadata
Show full item recordAbstract
Kendala utama Ultisol untuk budidaya tanaman adalah tingginya kadar Aldd, kemasaman, dan fiksasi fosfor (P). Tanaman membutuhkan P sebagai hara makro kedua setelah nitrogen, namun ketersediaannya dalam tanah masam seperti Ultisol sangat rendah. Bentuk atau fraksi P di dalam tanah bermacam-macam, baik inorganik maupun organik. Tanaman menyerap P dalam bentuk inorganik, namun tidak semua Pinorganik tanah tersedia bagi tanaman. Aplikasi amelioran berupa kapur dan bahan organik serta fosfat alam (FA) merupakan usaha yang diharapkan untuk meningkatkan ketersediaan P tanah. Penelitian ini bertujuan mempelajari dinamika tiga fraksi Pinorganik tanah, yaitu Pmudah larut, Al-P, dan Fe-P pada Ultisol Jasinga yang diberi perlakuan kapur, kompos, arang, dan pupuk fosfat alam. Percobaan pot berisi 250 g BKM tanah Ultisol Jasinga dilakukan menurut Rancangan Acak Lengkap dua perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan pertama adalah delapan jenis ameliorasi yang terdiri atas kontrol, dolomit setara ¼ Aldd, dolomit setara ½ Aldd, dolomit setara 1 Aldd, kompos 5%, kompos 10%, arang sekam padi 4%, dan arang kayu sengon 4%. Ultisol Jasinga yang digunakan memiliki Al-dd 17,52 cmol(+).kg-1 dan P tersedia (Bray 1) 1,77 mg.kg-1. Kompos dibuat dari kulit kakao dan pukan sapi (2:1). Arang dibuat dengan teknik pirolisis. Perlakuan kedua adalah penambahan FA yang terdiri dari dua taraf yaitu tanpa dan dengan FA 400 mg.kg-1 P. Terdapat 48 satuan percobaan yang diinkubasi selama empat minggu dalam kondisi kadar air kapasitas lapang. Fraksionasi P mengikuti metode Chang dan Jackson. Analisis data didasarkan atas kadar dan persentase fraksi Pmudah larut, Al-P, dan Fe-P terhadap kadar total Pinorganik tanah yang merupakan penjumlahan kadar dari enam fraksi Pinorganik tanah, yaitu Pmudah larut, Al-P, Fe-P, Fe-Plarut pereduksi, Fe- dan Al-Pterselubung, serta Ca-P. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan ameliorasi dan pemupukan FA sangat nyata mempengaruhi dinamika fraksi Pmudah larut, Al-P, dan Fe-P. Konsentrasi ketiga fraksi meningkat dengan pemberian FA. Namun demikian, peningkatan fraksi Pmudah larut dikarenakan penambahan FA diturunkan oleh penambahan amelioran terutama pengapuran setara ½ dan 1 Al-dd. Persentase fraksi Pmudah larut tertinggi (22,4%) dapat dicapai hanya dengan pemberian FA, sedangkan kadar fraksi Pmudah larut tertinggi (1,2 mg.kg-1) diperoleh pada perlakuan interaksi arang sekam padi 4% dan FA. Pengapuran ternyata tidak terlalu mampu menurunkan Al-P mungkin dikarenakan tingginya Al-dd tanah, kecuali pada taraf setara 1 Aldd tanpa penambahan FA. Penambahan kompos dan arang yang meningkatkan Al-P khususnya dengan penambahan FA. Fraksi Fe-P relatif meningkat dengan pengapuran, dan sebaliknya relatif menurun dengan penambahan kompos dan arang. Kadar fraksi Fe-P terendah (3,6 mg.kg-1) dicapai pada perlakuan arang sekam padi 4% tanpa FA, sedangkan persentase fraksi Fe-P terendah (13,7%) dicapai pada perlakuan kompos 5% tanpa FA.