Pengaruh Pola Pengasuhan Dan Kelekatan Ibu-Anak Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah
View/ Open
Date
2016Author
Wijirahayu, Ani
Krisnatuti, Diah
Muflikhati, Istiqlaliyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Usia prasekolah merupakan salah satu periode emas tumbuh kembang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara
simultan. Gangguan pertumbuhan pada anak balita dapat menimbulkan efek
negatif jangka panjang pada perkembangan kognitif dan prestasi sekolah. Anak
usia prasekolah merupakan kelompok individu yang paling rentan terhadap
gangguan kesehatan. Salah satu perkembangan yang penting pada anak usia
prasekolah adalah perkembangan sosial emosi. Anak yang mengalami
keterlambatan perkembangan sosial emosi akan berdampak negatif pada fungsi
perkembangan dan kesiapan sekolah. Hal inilah yang dapat menyebabkan kualitas
tumbuh kembang anak tidak tercapai secara optimal. Pola pengasuhan dan
kelekatan ibu-anak sangat menentukan pencapaian kualitas fisik anak yang dapat
menunjang tumbuh kembang anak dalam meningkatan sumber daya manusia
(SDM).
Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pola
pengasuhan dan kelekatan ibu-anak terhadap tumbuh kembang anak usia
prasekolah. Tujuan khusus penelitian ini (1) mengidentifikasi karakteristik
keluarga dan anak, pola pengasuhan, kelekatan ibu-anak, status kesehatan anak,
pertumbuhan anak, dan perkembangan sosial emosi anak usia prasekolah; (2)
mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang anak dan pola
pengasuhan berdasarkan status pertumbuhan anak; (3) menganalisis perbedaan
pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang anak dan pola pengasuhan
berdasarkan status pertumbuhan anak; (4) menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan anak usia prasekolah; (5) menganalisis faktorfaktor
yang berpengaruh terhadap status kesehatan anak usia prasekolah; (6)
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosi
anak usia prasekolah.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian
di Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor sebagai
representasi daerah dengan prevalensi balita yang mengalami kurang gizi tertinggi
di Kecamatan Bogor Barat. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai April 2016.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari 100 keluarga yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria keluarga
utuh yang memiliki anak usia 3-5 tahun yang diasuh oleh ibunya sendiri, aktif
mengikuti kegiatan penimbangan berat badan (BB) balita di Posyandu setiap
bulan dalam tiga bulan terakhir sebelum penelitian dan bersedia diwawancara.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu. Data sekunder diperoleh dari
Posyandu berupa data berat badan anak menurut umur (BB/U) pada kartu menuju
sehat (KMS). Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji
independent sample t-tes, uji regresi logistik binomial, dan uji regresi linier
berganda.
Rataan pendidikan ibu terkategori setingkat SMA, empat per lima ibu
(80.0%) tidak bekerja, rataan pendapatan keluarga per kapita Rp 471 600, dan
hampir separuh keluarga (40.0%) terkategori miskin. Proporsi anak laki-laki lebih
banyak (59.0%). Rataan usia anak 48.51 bulan dan sebagian besar anak (86.0%)
tidak mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Empat per lima ibu (80.0%)
memiliki pengetahuan mengenai tumbuh kembang anak terkategori sedang
dengan indeks rataan 73.90±9.23. Hampir dua per tiga ibu (61.0%) memiliki pola
pengasuhan terkategori sedang dengan indeks rataan 64.22±11.71. Hampir dua
per lima anak (37.0%) memiliki riwayat ASI tidak eksklusif. Hampir tiga per
empat anak (70.0%) mengalami risiko gangguan pertumbuhan. Hampir dua per
tiga keluarga (61.0%) memiliki kelekatan ibu-anak terkategori tidak aman
(insecure). Sebagian besar status kesehatan anak (86.0%) terkategori sering sakit.
Perkembangan sosial emosi anak secara umum terkategori sedang dengan indeks
rataan (79.06±6.80), rataan tertinggi pada dimensi adaptive fuctioning
(97.78±6.49) dan terendah pada dimensi compliance (58.36±18.84).
Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan ibu mengenai
tumbuh kembang anak pada anak yang pertumbuhan normal dan anak yang
berisiko gangguan pertumbuhan (p>0.05). Akan tetapi, ibu yang memiliki anak
dengan pertumbuhan normal cenderung memiliki rataan indeks pengetahuan ibu
lebih tinggi (75.33±7.53) daripada ibu yang memiliki anak dengan risiko
gangguan pertumbuhan (73.29±9.85). Demikian juga dengan pola pengasuhan
didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pola pengasuhan
pada anak yang pertumbuhan normal dan anak yang berisiko gangguan
pertumbuhan (p>0.05). Akan tetapi, ibu yang memiliki anak dengan pertumbuhan
normal cenderung memiliki rataan indeks pola pengasuhan lebih tinggi
(65.50±12.54) daripada ibu yang memiliki anak dengan risiko gangguan
pertumbuhan (63.67±11.39).
Dari berbagai variabel pertumbuhan, hanya riwayat pemberian ASI yang
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan anak. Status kesehatan anak
dipengaruhi signifikan oleh kelekatan ibu-anak, pendapatan keluarga per kapita,
besar keluarga, dan status pekerjaan ibu. Perkembangan sosial emosi anak
dipengaruhi signifikan oleh kelekatan ibu-anak, pertumbuhan anak, tingkat
pendidikan ibu, dan status pekerjaan ibu.
Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal maka diperlukan
upaya untuk memberikan sosialisasi mengenai pola pengasuhan, kelekatan ibuanak
dan tumbuh kembang anak, mempromosikan tentang rumah tangga ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya menimbang berat badan anak
setiap bulan ke Posyandu serta pemberian ASI eksklusif, dan mengadakan
pelatihan kepada para ibu di Kelurahan Balumbang Jaya.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]