Nilai Kenyamanan Udara Kota Bogor.
View/ Open
Date
2016Author
Saputra, Andry
Avenzora, Ricky
Darusman, Dudung
Hermawan, Rachmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah selama ini menjadi salah satu
kendala utama dalam merealisasikan berbagai program mitigasi perubahan iklim
akibat pemanasan global. Guna menjawab masalah pendanaan ameliorasi tersebut,
maka diperlukan adanya dukungan partisipasi masyarakat secara luas, baik di
tingkat internasional, nasional, maupun regional. Atas hal itu, dianggap perlu
untuk melakukan penelitian tentang nilai kenyamanan udara di Kota Bogor.
Secara garis besar, penelitian ini bertujuan menganalisis potensi kontribusi
yang mungkin diberikan masyarakat dalam membangun dan mengembangkan
ruang terbuka hijau demi meningkatkan kenyamanan udara di Kota Bogor.
Partisipasi masyarakat diukur dari nilai kesediaan membayar (willingness to pay /
WTP) yang dibedakan atas: 1) WTP langsung; 2) WTP tidak langsung; dan 3)
Choice Experiment. Mengingat bahwa partisipasi masyarakat dapat dipengaruhi
oleh persepsinya terkait kenyamanan udara maka turut dilakukan analisis persepsi
terhadap faktor yang mempengaruhi kenyamanan udara di daerah tempat tinggal
mereka dengan menggunakan Uji Kruskal Wallis dan Uji Dunn. Kemudian, uji
Wilcoxon Match Pairs Test juga digunakan untuk melihat persepsi masyarakat
terhadap perbedaan suhu udara dan kelembapan udara saat awal mereka tinggal
dan saat ini. Persepsi tersebut dibandingkan dengan nilai Temperature Humidity
Indeks (THI) untuk mengetahui tingkat kenyamanan udara di daerah tersebut.
Hasil analisis Uji Dunn menunjukkan adanya perbedaan persepsi
masyarakat terhadap penyebab terjadinya degradasi kenyamanan udara di setiap
kelurahan terkait faktor makro dan mikro. Degradasi kenyamanan udara yang
dirasakan masyarakat ditunjukkan dengan peningkatan suhu udara dan
kelembapan udara secara signifikan selama mereka tinggal di daerah tersebut. Hal
ini sejalan dengan kecenderungan peningkatan suhu udara dan kelembapan udara
berdasarkan data Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB serta nilai
Temperature Humidity Indeks (THI) pada setiap kelurahan yang didominasi
klasifikasi tidak nyaman (>26) baik pagi, siang, sore, maupun malam.
Hasil studi melalui pendekatan WTP langsung menunjukkan bahwa potensi
partisipasi masyarakat dapat terlihat dari nilai kesediaan berkontribusi yang
diberikan untuk membangun dan mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sejumlah Rp 12,413/KK/bulan. Secara akumulatif-bila diasumsikan penduduk
(KK) Kota Bogor pada tahun 2011 sebanyak 259,442 KK-estimasi potensi
partisipasi masyarakat Kota Bogor sejumlah Rp 3,220,453,546 per bulan. Adapun
melalui pendekatan WTP tidak langsung, potensi partisipasi masyarakat sejumlah
Rp 5,002/KK/bulan sehingga dapat diestimasikan partisipasi masyarakat Kota
Bogor sejumlah Rp 1,297,690,448 per bulan. Selain itu dalam konteks Choice
Experiment untuk modifikasi iklim mikro, masyarakat lebih memilih dan
merencanakan untuk menanam pepohonan/tanaman di pekarangan rumah sebagai
pilihan dengan alokasi dana terendah untuk mendapatkan udara nyaman.
Kesediaan masyarakat untuk berkontribusi membayar dana pembangunan RTH
serta menanam pepohonan di halaman rumah tersebut dapat menjadi solusi dan
potensi bagi ameliorasi iklim mikro Kota Bogor.
Collections
- MT - Forestry [1419]