Pengembangan Metode Garis Intersek Untuk Penilaian Kayu Sisa Penebangan Di Hutan Tanaman Jati
Abstract
Inventarisasi kayu sisa penebangan merupakan salah satu kegiatan penting untuk menjamin kelestarian pengelolaan hutan. Selain untuk mengetahui efisiensi kegiatan pemanenan, kegiatan ini dapat digunakan untuk pemantauan kebakaran hutan, pemantauan ekosistem hutan, dan penilaian jasa ekosistem hutan. Meskipun demikian, Perum Perhutani sebagai satu-satunya pengelola hutan jati yang berbadan usaha belum melaksanakan inventarisasi ini dalam kegiatan pengelolaannya.
Line intersect method (LIM) muncul sebagai metode sampling yang efektif dan efisien sumberdaya. Sementara itu, pengembangan metode ini di Indonesia masih kurang. Metode yang selama ini digunakan adalah metode whole tree. Padahal LIM memiliki potensi untuk digunakan sebagai metode pengawasan kegiatan penebangan dan penilaian setelah penebangan (post harvesting assessment). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan performa dari LIM jika digunakan untuk menduga kayu sisa penebangan. Performa LIM dinilai berdasarkan tiga kriteria, yaitu bias, presisi, dan akurasi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan desain plot LIM terbaik untuk inventarisasi kayu sisa penebangan di hutan jati.
Alternatif desain LIM dibuat berdasarkan kemudahan pembuatannya di lapangan. Garis intersek LIM dibuat di dalam plot tetap berbentuk lingkaran dan persegi. Hasil pengukuran kayu sisa penebangan secara sensus di dalam plot tetap digunakan sebagai validator hasil pendugaan volume total kayu sisa dari setiap alternatif desain LIM. Terdapat tiga skema utama dalam pembuatan alternatif desain LIM, yaitu hanya memerlukan satu garis intersek, dua garis intersek, dan tiga garis intersek. Dengan demikian, terdapat 26 alternatif desain LIM yang terdiri atas 13 alternatif desain LIM di dalam plot lingkaran dan 13 alternatif desain LIM di dalam plot persegi.
Hasil evaluasi performa dari ke-26 alternatif desain menunjukkan bahwa secara umum volume total kayu sisa penebangan menggunakan LIM berbias dan cenderung overestimate. Meskipun demikian, alternatif desain LIM yang memiliki akurasi tinggi di dalam menduga volume total kayu sisa penebangan di hutan tanaman jati KU VII KPH Saradan adalah L9 dan P9. Kedua desain alternatif ini memerlukan dua garis intersek di dalam plot tetap untuk menduga total volume kayu sisa secara akurat. Alternatif desain P9 memiliki akurasi yang lebih tinggi dan praktis dibandingkan L9 jika diterapkan di lapangan.
Collections
- MT - Forestry [1419]