Optimasi Pemberian Air Dan Pemupukan Kedelai (Glycine Max L.Merril ) Di Lahan Sawah Beriklim Kering Di Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat
View/ Open
Date
2016Author
Herawati, Nani
Ghulamahdi, Munif
Sulistyono., Eko
Metadata
Show full item recordAbstract
Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan komoditas yang sudah umum
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap, serta bungkil
kedelai sebagai pakan ternak. NTB adalah wilayah potensial sebagai penghasil
kedelai setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Permasalahan utama yang dihadapi
dalam pengembangan kedelai di lahan sawah beriklim kering adalah keterbatasan
air dan kesuburan tanah yang kurang. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini adalah mengoptimalkan pengelolaan air dengan mengatur
jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman dan memperbaiki kesuburan tanah
dengan menambahkan pupuk dan bahan organik.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendapatkan respon pertumbuhan kedelai
pada berbagai interval pemberiaan air dan pemupukan di lahan sawah beriklim
kering serta mendapatkan parameter yang diperlukan untuk menghitung interval
irigasi yang tepat, (2) Mendapatkan dosis pemupukan Fosfor dan pupuk organik
yang optimal di lahan sawah beriklim kering .
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2015 sampai November 2015 di
Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara
Barat. Percobaan I optimasi pemberian air menggunakan rancangan petak terpisah
dengan tiga ulangan sebagai petak utama adalah interval pemberiaan air (2, 9,16,
23 dan 30 hari) dan anak petak adalah tiga jenis varietas kedelai yaitu Anjasmoro,
Burangrang dan Tanggamus. Percobaan II adalah optimasi pemupukan
menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor dan tiga ulangan yaitu
pemberian pupuk fosfor dengan 4 taraf dosis pemupukan dan tiga ulangan (0 , 36 ,
72, 108 kg P2O5 .ha-1 ) dan pemberiaan pupuk organik dengan 4 taraf dosis pupuk
organik. ( 0, 2.5,5, dan 7.5 ton. ha-1).
Hasil percobaan I menunjukkan bahwa interaksi interval pemberiaan air
dengan varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil dan komponen hasil,
diantaranya tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot 100 biji dan jumlah
polong.Varietas Tanggamus memiliki jumlah polong kedelai tertinggi 146.33 dan
produktivitas tertinggi 4.2 ton. ha-1 dibandingkan Burangrang dan Anjasmoro 3.5
ton. ha-1 dan 3.7 ton. ha-1. Hasil percobaan II menunjukan bahwa dengan
penambahan pupuk P sebesar 108 kg P2O5. ha-1 dan 5 ton. ha-1 pupuk organik ha-1
dapat meningkatkan jumlah polong kedelai tertinggi yaitu sebesar 103 polong
dan dosis optimum pupuk P 72 kg P2O5. ha -1 dan organik 7.5 ton. ha-1 dapat
meningkatkan produktivitas kedelai di lahan sawah beriklim kering di Kabupaten
Lombok Barat Nusa Tenggara Barat.
Collections
- MT - Agriculture [3787]