Strategi Pengembangan Kelompok Tani Di Wilayah Banjir Daerah Sungai Bengawan Solo Kabupaten Bojonegoro
View/ Open
Date
2017Author
Arifiyanti, Nurul
Baga, Lukman M
Burhanuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Anomali iklim menjadi ancaman bagi sektor pertanian terutama bagi
tanaman pangan yakni padi. Terutama pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bengawan Solo yang mempunyai potensi besar untuk bercocok tanam padi.
Penanganan dampak banjir dapat teratasi dengan peran kelembagaan yang efektif.
Kelembagaan terstruktur dari pusat hingga lokal menentukan keberhasilan
penanganan banjir di sektor pertanian. Keberadaan kelembagaan akan
memudahkan pemerintah dan pemangku kepentingan dalam memfasilitasi dan
memberi penguatan pada petani. Kelompok tani sebagai lembaga lokal terkecil
sebagai tempat petani-petani mudah untuk mengakses keperluan dalam
berusahatani.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat agribisnis padi di DAS Bengawan
Solo, menganalisis pendapatan usahatani, kinerja internal kelompok tani dan
merumuskan strategi pengembangan kelompok tani dengan adanya ancaman
banjir. Perumusan strategi menggunakan pendekatan arsitektur strategi. Penelitian
menggunakan analisis usahatani, Importance Performance Analysis, PESTEL,
Matriks SWOT dan arsitektur strategi.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 di Desa kedungprimpen
Kanor Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Data utama merupakan data
sekunder yang diperoleh dari Pusat Studi Bencana IPB Bogor dengan 50
responden anggota. Kelompok tani berjumlah tiga kelompok yaitu Sido Beno,
Maju Mapan dan Tani Makmur dengan total jumlah anggota 521 petani. Total
luas tanam pada sampel petani yani 314 Ha.
Hasil penelitian menunjukkan petani di Desa Kedungprimpen telah
mengadaptasi sistem agribisnis padi yakni subsistem hulu, usahatani dan lembaga
penunjang. Pada subsistem hilir dan pemasaran masih dikuasai oleh tengkulak.
Produktivitas padi pada kondisi normal sebesar 8.2 ton/ha dan kondisi banjir
1 ton/ha. Terdapat perbedaan pendapatan yang diterima oleh Petani Desa
Kedungprimpen di musim tanam II tahun 2013 (banjir) dan musim tanam II 2015.
Pada kondisi banjir petani mendapatkan hasil rata-rata pendapatan biaya total
sebesar Rp -9 010 646/ha dan Rp 22 872 751.77/ha di kondisi normal.
Kelompok tani memiliki performa kinerja yang cukup efektif dengan
persentase 34.5 persen. Atribut dalam kelompok tani yang memiliki kinerja baik
antara lain struktur organisasi, administrasi, kas dan iuran anggota kelompok,
fasilitas sarana alat pertanian, pupuk organik dan kimia, pestisida dan kredit.
Atribut-atribut pada variabel kelompok tani telah sesuai dengan nilai sebesar 61
persen. Menandakan bahwa atribut tersebut telah sesuai untuk diterapkan di
kelompok tani namun belum efektif dalam penerapannya. Analisis eksternal
menunjukkan adanya faktor yang mempengaruhi kelompok tani dalam
penanganan banjir salah satunya perkembangan teknologi dan program perluasan
irigasi.
Matriks SWOT menghasilkan strategi yang dapat dilakukan oleh kelompok
tani untuk meningkatkan produktivitas, kesejahteraan dan pendapatan petani.
Strategi tersebut antara lain bekerja sama dalam pendampingan teknologi
terbarukan, mengakses kebijakan swasembada melalui program pemerintah,
menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah dan swasta dalam pemasaran,
pelatihan peningkatan produktivitas, pelatihan untuk meningkatkan pendapatan,
memperkuat kelembagaan internal, menjalin kerjasama antisipasi banjir dan
meningkatkan kekompakan anggota. Hasil strategi di petakan dalam arsitektur
strategi dipadukan dengan rencana program selama tiga tahun.
Collections
- MT - Economic and Management [2877]