Korelasi Antar Kadar Polsen Dengan Eh, Fraksi P Dan Produksi Padi Pada Tanah Sawah Dengan Indeks Pertanaman Berbeda
View/ Open
Date
2016Author
Hasibuan, Catherina Theresia
Sudadi
Hartono, Arief
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggenangan, ameliorasi dan pemupukan pada tanah sawah menyebabkan
perubahan sifat elektrokimia dan kimia sehingga berbeda dengan sifat tanah
asalnya, terutama pada tanah kering yang disawahkan. Perubahan sifat
elektrokimia dan kimia pada tanah sawah terutama disebabkan oleh penurunan Eh
atau penurunan ketersediaan oksigen akibat penggenangan. Kondisi tersebut
menyebabkan konvergensi pH tanah menuju netral, reduksi senyawa redoks
seperti Fe (III) ke Fe (II) dan perubahan ketersediaan P. Analisis Ptersedia dapat
dilakukan menggunakan metode Bray#1, Bray#2, North Carolina, Olsen atau
Truog. Penelitian ini bertujuan menganalisis korelasi antar kadar POlsen dengan
kadar air lapang, Eh dan pH, kadar Corganik dan fraksi-fraksi P pada tanah sawah
dengan Indeks Pertanaman 100%, 200% dan 300% pada masa penggenangan 7-13
minggu serta produksi padi. Kadar air lapang (KA) sebagai representasi pengaruh
penggenangan, pH dan Eh, kadar Corganik, fraksi-fraksi P serta Ptersedia berturutturut
ditetapkan dengan metode gravimetrik, ekstraksi H2O 1:2.5, Walkley dan
Black, Tiessen dan Moir serta Olsen dari 5 contoh tanah sebagai ulangan untuk
setiap indeks pertanaman (IP).
Peningkatan IP pada tanah sawah penelitian dari 100% ke 200% dan/atau
300% berkorelasi nyata (p<0.10) dengan peningkatan KA dan selanjutnya dengan
penurunan Eh dan kadar POlsen serta peningkatan kadar Corganik. Penurunan POlsen
lebih disebabkan oleh penurunan dosis P2O5 dari aplikasi pupuk SP-36 dan NPK
dari 120 kg/ha/musim pada IP 100% ke 36 kg/ha/ musim pada IP 300%, meskipun
pada saat bersamaan ada penambahan P dari hasil dekomposisi jerami. Pada IP
100% dan 300%, kadar Corganik paling mempengaruhi kadar POlsen masing-masing
dengan nilai r= -0.532 (p= 0.016; n= 20) dan r= 0.382 (p=0.096; n=20). Pada IP
200%, pH yang paling korelatif (r=0.14; p=0.557; n=20) dengan POlsen. Beberapa
peubah bebas berkorelasi negatif dengan POlsen seperti dosis jerami dan Corganik
pada IP 100%. Korelasi negatif antara dosis jerami dengan POlsen menunjukkan
telah berlebihnya kadar P tanah. Produksi yang merupakan respon akhir dari
dinamika sifat tanah dan ketersediaan hara dapat diduga dari dinamika kadar
fraksi-fraksi Pi (inorganik), Po (organik) dan Ptersedia. Kadar fraksi P tanah yang
berkorelasi nyata positif dengan produksi padi adalah NaHCO3-Pi (r= -0.608; p=
0.000; n= 60), NaHCO3-Po (r= -0.843; p= 0.000; n= 60) dan HCl-Pi (r= 0.757; p=
0.000; n= 60). Oleh karena produksi dapat dijelaskan dengan dinamika kadar
fraksi P dan kemudian fraksi P dapat dijelaskan dengan dinamika kadar POlsen
maka pendugaan produksi dapat langsung dilakukan dengan persamaan Produksi =
-1.370 POlsen + 32.023 (r= 0.386; p= 0.002; n= 60).