Dinamika Populasi Dan Biologi Reproduksi Ikan Swanggi (Priacanthus Tayenus Richardson, 1846) Studi Kasus Perairan Selat Sunda
View/ Open
Date
2016Author
Kamarullah, M. Charis
Kurnia, Rahmat
Setyobudiandi, Isdradjad
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan swanggi (Priacanthus tayenus) memiliki nilai ekonomis penting dan permintaannya yang tinggi sehingga dilakukan penangkapan secara intensif, diantaranya yang terjadi di Perairan Selat Sunda. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan sehingga berkelanjutan populasi ikan swanggi di perairan ini terjaga, namun data terkait dinamika populasi dan biologi reproduksi ikan swanggi masih minim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) dinamika populasi dan tingkat eksploitasi ikan swanggi, (2) parameter biologi reproduksi ikan swanggi (3) merumuskan konsep pengelolaan ikan swanggi di Perairan Selat Sunda. Penelitian dilakukan pada bulan April – September tahun 2015 dengan interval waktu satu minggu dalam satu bulan, ikan yang diambil merupakan ikan yang sudah didaratkan di tempat pelelangan ikan (TPI).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ikan swanggi yang didapatkan memiliki jumlah kelompok umur terdiri atas satu sampai dua kelompok, dan sebagian besar tergolong ikan-ikan yang sudah dewasa atau matang kelamin. Pertumbuhan populasi ikan swanggi betina lebih cepat dibandingkan jantan. Rekrutmen populasi ikan swanggi di Perairan Selat Sunda terjadi setiap bulan dan tertinggi pada bulan Mei dan Juli, dan tingkat eksploitasi ikan swanggi jantan dan betina di perairan ini telah tergolong tangkap lebih (over exploitasi). Rasio kelamin, TKG, IKG, dan faktor kondisi ikan swanggi jantan dan betina yang ditemukan di Perairan Selat Sunda bervariasi baik spasial atau temporal.
Ikan swanggi di Perairan Selat Sunda yang tertangkap di setiap waktu pengambilan contoh didominasi ikan-ikan yang sudah matang gonad tingkat matang gonad paling tinggi di bulan Juli dengan proporsi 84% dan terendah di bulan Juni dengan proporsi 28%. Indeks kematangan gonad ikan swanggi yang di dapatkan tertinggi pada bulan April 0.57 dan Juli 0.70 sehingga diduga puncak pemijahan pada bulan Juli. Nilai faktor kondisi menggambarkan tingkat kemontokan ikan swanggi antara jantan dan betina cenderung sama didapatkan 1.00-1.06 dan 0.94-1.05, dengan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan ikan dalam bentuk kurang pipih. Potensi keberlanjutan populasi ikan swanggi di Perairan Selat Sunda tergolong tinggi dilihat dari aspek habitat, biologi reproduksi dan parameter dinamika populasi, namun karena tingkat eksploitasi tinggi sehingga status ikan swanggi di perairan ini tergolong kritis. Ikan swanggi di Perairan Selat Sunda memiliki ukuran yang relatif kecil-kecil baik jantan maupun betina. Konsep pengelolaan yang segera dilakukan untuk menjamin keberlanjutan populasi ikan swanggi dan penangkapan yang berkelanjutan adalah pengaturan waktu penangkapan, pengendalian alat tangkap dan daerah penangkapan, perlindungan dan rehabilitasi habitat pemantauan dan evaluasi.
Collections
- MT - Fisheries [3026]