Pemisahan Biomassa Dan Eksopolisakarida Porphyridium Cruentum Menggunakan Ultrafiltrasi Serta Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Inhibisi Α-Glukosidase
Abstract
Porphyridium cruentum merupakan mikroalga merah uniseluler yang
menyekresikan eksopolisakarida (EPS) ke dalam medium kultivasi. Biomassa dan
EPS P. cruentum memiliki potensi untuk dikembangkan dalam bidang farmasi,
nutraseutika, serta kosmeseutika. Konsentrasi garam tinggi dan volume air yang
besar pada media kultivasi menyebabkan biaya produksi tinggi pada pemanenan
dan pemisahan EPS. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh membran
ultrafiltrasi (UF) terhadap karakteristik permeat (viskositas, pH, salinitas), kadar
abu dan kadar garam EPS, serta aktivitas inhibisi α-glukosidase pada pemanenan
dan pemisahan EPS. Penelitian yang dilakukan yaitu pengujian kandungan logam
berat pada air laut, kultivasi mikroalga P. cruentum menggunakan media Guillard
selama 40 hari, karakterisasi membran UF 0.05 dan 0.01 μm, pemanenan
menggunakan UF 0.05 μm, pemisahan EPS menggunakan UF 0.01 μm,
pengeringan biomassa dan EPS menggunakan freeze dryer.
Kandungan logam berat (Hg, As, Cd, Cu, Pb, Zn, Ni) air laut yang digunakan
masih berada dalam standar baku mutu untuk biota laut. Sel P. cruentum umur
40 hari berbentuk bulat, berwarna merah, dan diameternya 4.86-9.93 μm. Nilai OD,
pH, salinitas, dan viskositas P. cruentum berturut-turut 0.83 ± 0.004, 7.64 ± 0.005,
47.23 ± 0.05‰, 7.97 ± 0.25 cp.
Permeabilitas membran UF 0.05 μm (137.32 L/m2jam) lebih besar
dibandingkan membran UF 0.01 μm (62.38 L/m2jam). Nilai fluks kultur yang
dipanen menggunakan UF 0.05 μm mengalami penurunan dari 131.37 L/m2jam ke
94.75 L/m2jam dan rejeksi biomassa 96%. Membran UF 0.05 μm mampu menahan
biomassa P. cruentum. Fraksi retentat 1 (R1) dan permeat 1 (P1) dihasilkan pada
proses pemanenan. Fraksi retentat merupakan bagian yang tertahan di membran
sedangkan permeat merupakan bagian yang lolos dari membran. Nilai fluks pada
pemisahan EPS menggunakan UF 0.01 μm mengalami penurunan dari
58.11 L/m2jam ke 51.53 L/m2jam. Penurunan fluks menunjukkan fouling pada
membran UF. Fraksi retentat 2 (R2) dan permeat 2 (P2) dihasilkan pada proses
pemisahan EPS. Proses pemisahan EPS menyebabkan terjadinya penurunan
viskositas, salinitas, berat kering, kadar abu, dan kadar garam dari P1 ke P2.
Senyawa yang teridentifikasi menggunakan Fourier Transformed Infrared
(FTIR) pada P1 dan P2 adalah simetrik COO dan C-O dengan COOH serta COOasam
uronik. Eksopolisakarida P. cruentum mengandung maltoheptosa yang dapat
berperan sebagai immunomodulator. Jumlah maltoheptosa yaitu P1 (12.42 g/L), R2
(14.19 g/L), dan P2 (16.11 g/L).
Nilai Inhibition Concentration (IC50) inhibisi α-glukosidase P. cruentum
yaitu P1 (419.06 μg/mL), R1 (425.48 μg/mL), P2 (178.67 μg/mL), dan R2
(502.25 μg/mL). Aktivitas inhibisi α-glukosidase terbaik pada P2 178.67 μg/mL.
Penggunaan membran UF pada proses pemisahan EPS memengaruhi komposisi
EPS sehingga juga berpengaruh terhadap aktivitas inhibisi α-glukosidase.
Collections
- MT - Fisheries [3026]