Geokimia Logam Berat Dalam Sedimen Di Perairan Selat Karimata
View/ Open
Date
2016Author
Kolibongso, Duaitd
Prartono, Tri
Arman, Ali
Metadata
Show full item recordAbstract
Selat Karimata memiliki karateristik perairan yang cukup unik karena letak geografis daripada selat tersebut. Hal ini mengakibatkan Selat Karimata menjadi tempat/jalur yang terekspos oleh berbagai materi yang terbawa melewati selat ini. Salah satu materi yang dapat membahayakan adalah logam berat. Konsentrasi logam berat sangat bervariasi baik secara spasial maupun temporal. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui distribusi geokimia logam berat di Selat Karimata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses geokimia logam berat dalam sedimen di perairan Selat Karimata. Penelitian ini dilakukan pada ekspedisi Selat Karimata dan Selat Sunda dengan menggunakan kapal riset “Baruna Jaya VIII” yang dilaksanakan pada tanggal 6-16 Juni 2015. Pengambilan sampel sedimen dilakukan menggunakan box core kemudian di analisis komposisi ukuran butir dan konsentrasi logam berat (Cu, Pb, Zn, Ni, dan As) yang terkandung didalamnya menggunakan Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES).
Pola arus di Selat Karimata utamanya dipengaruhi oleh angin muson. Pada periode muson barat, arus bergerak dari utara menuju tenggara dan pada periode muson timur arus bergerak dari arah tenggara menuju utara. Namun, aliran rata-rata lebih kuat pada periode muson barat. Topografi perairan Selat Karimata umumnya memiliki morfologi parit yang memanjang utara-tengah sampai tenggara mengikuti pola arus. Proses transport dan deposisi sedimen pada selat ini sangat dipengaruhi oleh pola arus dan topografi. Hal ini ditunjukan dari dominasi fraksi pasir (>250 μm). Pengaruh ukuran butir terhadap konsentrasi logam berat umumnya ditemukan tinggi pada ukuran butir paling halus (<63 μm). Pola distribusi logam berat dalam profil sedimen menunjukan konsentrasi logam berat ditemukan tinggi pada lapisan permukaan dan rendah pada lapisan dalam.
Logam berat (Cu, Pb, dan As) umumnya menunjukan adanya pengayaan minimal hingga sangat tinggi. Sedangkan, logam berat (Zn dan Ni) menunjukan umumnya tidak mengalami pengayaan hingga pengayaan minimal. Asosiasi logam Pb dan As ditemukan pada fraksi sand (ukuran butir >250 μm dan 63-250 μm). Hal ini mengindikasikan bahwa sumber utama keduanya berasal dari proses alami dan antropogenik. Sementara, logam Cu dan Zn ditemukan dominan pada fraksi silt-clay (ukuran butir <63 μm) dimana ini mengindikasi sumber utama kedua logam ini berasal dari aktivitas antropogenik..
Collections
- MT - Fisheries [3011]