Produksi Biopelet Dan Biobriket Ampas Seduhan Dan Cangkang Biji Kopi Dengan Dan Tanpa Pra Perlakuan Bahan Pada Berbagai Komposisi Perekat.
View/ Open
Date
2016Author
Aprita, Ika Rezvani
Romli, Muhammad
Suprihatin
Pari, Gustan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebutuhan energi yang terus meningkat, dan disisi lain sumber energi dari
bahan baku fosil yang berasal dari sumber daya alam semakin menipis. Sumber
energi alternatif yang terbarukan seperti biobriket dan biopelet yang berasal dari
biomassa atau limbah menjadi salah satu solusi dari permasalahan ini. Sektor agro
industri yang terus tumbuh dan berkembang mempunyai potensi untuk
menghasilkan limbah baik pada saat proses persiapan bahan baku dan proses
produksi maupun pada proses pengolahannya. Ampas kopi dan cangkang biji kopi
merupakan limbah yang dihasilkan pada proses produksi dan pengolahan biji kopi.
Limbah biomassa ini berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan
biobriket dan biopelet karena mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi. Biobriket
merupakan gumpalan atau batangan arang yang terbuat dari arang limbah organik
yang telah dicetak sedemikian rupa dengan daya tekanan tertentu. Biopelet adalah
bahan bakar berbasis biomassa padat dengan bentuk padat. Pirolisis merupakan
tahap awal dalam pembakaran, dapat didefinisikan sebagai thermal degradation
dalam ruangan yang tidak mendapatkan aliran udara masuk. Proses pirolisis
berlangsung pada suhu antara 200oC-600oC. Kadar air yang hilang, kadar zat mudah
menguap yang menurun memberikan pengaruh yang lebih baik dari karakteristik
awal biomassa. Proses yang digunakan adalah pengempaan dengan suhu dan
tekanan tinggi sehingga membentuk produk yang seragam.
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh perbandingan komposisi
campuran, konsentrasi perekat, jenis kondisi bahan baku yang terbaik antara ampas
kopi dengan cangkang biji kopi dalam pembuatan biobriket dan biopelet serta
kualitas biobriket dan biopelet yang dihasilkan dari parameter kadar air, kadar zat
mudah menguap, kadar abu, kadar karbon terikat, kerapatan, keteguhan tekan dan
nilai kalor. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap beberapa faktor
yaitu komposisi campuran ampas kopi dan cangkang biji kopi, konsentrasi perekat
serta kondisi bahan baku terhadap kualitas biopelet dan biobriket campuran.
Komposisi campuran yang digunakan yaitu (0:100), (25:75), (50:50), (75:25),
(100:0) konsentrasi perekat yang digunakan yaitu 10%, 20%, 30% serta kondisi
bahan yang digunakan yaitu campuran antara ampas kopi dengan arang cangkang
biji kopi yang dipirolisis pada suhu 200C dan 400C dan arang ampas kopi dengan
arang cangkang biji kopi yang dipirolisis pada suhu 200C dan 400C.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa biopelet dengan
kondisi jenis bahan baku ampas kopi mentah dan cangkang biji kopi kopi mentah
diperoleh perlakuan terbaik pada perlakuan kombinasi campuran ampas kopi dan
cangkang biji kopi (75:25) dengan konsentrasi perekat 10% dengan nilai kalor 4824
kal/g. Dari ketiga jenis kondisi bahan baku biopelet campuran ampas kopi dan
cangkang biji kopi dengan lima komposisi pada konsentrasi 10%, hasil terbaik
diperoleh pada perlakuan kombinasi campuran (25:75) dengan kondisi bahan baku
campuran ampas kopi (AK) dengan arang cangkang biji kopi yang dipirolisis pada
suhu 400C (KK 400), yang menghasilkan nilai kalor sebesar 5479 kal/g.
Perbandingan antara kedua jenis kondisi bahan baku biobriket pada konsentrasi
perekat 10% hasil terbaik diperoleh pada perlakuan kombinasi campuran (25:75)
dengan kondisi bahan baku campuran arang ampas kopi (AAK) dengan arang
cangkang biji kopi yang dipirolisis pada suhu 400C (KK 400), yang menghasilkan
nilai kalor sebesar 7465 kal/g. Dari perbandingan antara Biobriket dan Biopelet
dengan konsentrasi perekat 10% maka hasil terbaik diperoleh pada perlakuan
kombinasi campuran (25:75) dengan kondisi bahan baku campuran biobriket yaitu
arang ampas kopi (AAK) dengan arang cangkang biji kopi yang dipirolisis pada
suhu 400C (KK 400) yang menghasilkan nilai kalor sebesar 7465 kal/g.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2207]