Stabilitas Gas Co2 Pada Minuman Berkarbonasi Selama Penyimpanan
View/ Open
Date
2016Author
Simanjuntak, Berliana
Adawiyah, Dede R.
Purnomo., Eko Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Stabilitas suatu produk sering dihubungkan dengan mudah tidaknya produk
tersebut mengalami perubahan fisik dan kimia. Pada produk minuman
berkarbonasi, kestabilan gas CO2 sebagai salah satu faktor mutu produk sangatlah
penting untuk diketahui, karena keberadaan gas CO2 berperan menimbulkan
sensasi rasa menggelitik dimulut ketika meminum minuman berkarbonasi.
Kestabilan gas CO2 juga berhubungan dengan permeabilitas gas dari kemasan
yang dipakai, formulasi produk serta reaksi kimia yang terjadi selama
penyimpanan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa laju perubahan volume
dan kelarutan gas CO2 minuman berkarbonasi selama penyimpanan pada suhu
6⁰C, suhu 25⁰C dan suhu 55⁰C yang dikemas dengan kemasan plastik, gelas dan
kaleng. Serta menentukan waktu paruh produk dengan menggunakan pendekatan
Arrhenius.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa minuman
berkarbonasi yang dikemasn dalam kemasan plastik mengalami persentase
kehilangan gas CO2 yang paling banyak ketika disimpan pada ketiga suhu
penyimpanan dibandingkan dengan kemasan gelas dan kaleng. Persentasi
penurunan volume gas CO2 pada kemasan plastik pada penyimpanan suhu 6⁰C
adalah 0,002% per hari, pada suhu 25⁰C adalah 0,003% per hari dan pada suhu
55⁰C adalah 0,007% per hari. Sementara persentase penurunan kelarutan gas CO2
yang paling tinggi dialami oleh kemasan kaleng pada penyimpanan suhu 55⁰C
sebesar 0,026% per hari. Sedangkan kedua kemasan yang lain (gelas dan plastik)
yang disimpan pada suhu dan waktu yang sama hanya mengalami penurunan gas
CO2 terlarut sebesar 0,019% per hari. Sehingga waktu paruh (t1/2) produk jika
disimpan pada suhu 25⁰C pada kemasan kaleng adalah 206 hari (7,0 bulan), pada
kemasan gelas adalah 200 hari (6,7 bulan) dan pada kemasan plastik adalah 104
hari (3,5 bulan).
Collections
- MT - Agriculture Technology [2206]