Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.advisorHubeis, Musa
dc.contributor.authorNur, Fadzriani
dc.date.accessioned2017-01-30T07:27:50Z
dc.date.available2017-01-30T07:27:50Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82702
dc.description.abstractPelaksanakan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) merupakan kesepakatan yang dibuat oleh sepuluh negara Asia Tenggara untuk kestabilan kawasan ini. Pemerintah Indonesia melakukan persiapan untuk menghadapi diberlakukannya kesepatan ini. Begitu pula dengan kota Bandung, melalui program Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Merek Dagang Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain untuk mempersiapkan UKM dalam menghadapi MEA 2015, program ini ditujukan untuk melindungi merek dagang UKM di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui Kecepatan adopsi HKI merek dagang di kota Bandung, (2) menganalisis pengaruh faktor -faktor yang memengaruhi kecepatan pelaku UKM seperti atribut inovasi, saluran komunikasi dan komunikator terhadap kecepatan adopsi inovasi HKI merek dagang UKM di kota Bandung, (3) menganalisis pengaruh karakteristik pemilik UKM terhadap kecepatan adopsi inovasi UKM terkait HKI merek dagang di kota Bandung. Penelitian didesain sebagai penelitian survei deskriptif eksplanatori yang bersifat pengaruh unsur-unsur adopsi inovasi terhadap kecepatan adopsi. Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung, Jawa Barat. Data meliputi data primer dan sekunder. Penetapan jumlah responden berdasarkan teknik Slovin yang diikuti dengan penarikan contoh acak sederhana (simple random sampling), sehingga menghasilkan 66 pelaku UKM di kota Bandung dijadikan responden dalam penelitian ini. Analisis data menggunakan analisis regresi untuk melihat pengaruh antara peubah bebas dengan peubah tidak tidak bebas. Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar pelaku UKM adalah lakilaki (60.60%), tingkat penghasilan Rp 1 000 000 – Rp 20 000 000, berpendidikan terakhir Sarjana (S1), dengan kepemilikan pegawai kerja sebanyak 0 – 4 orang. Sebagian besar merupakan pengusaha muda berusia 20 – 27 tahun. Pelaku UKM relatif memiliki pengetahuan mengenai HKI merek dagang. Kecepatan adopsi responden pada program fasilitasi HKI merek dagang sebagian besar pelaku UKM yang mendaftar HKI merek dagang adalah tergolong kategori lambat. Sebesar 51.50 persen pelaku UKM mendaftar pada bulan September dan Oktober 2014. Atribut inovasi berpengaruh nyata dan positif terhadap kecepatan adopsi inovasi program ini. Serta saluran komunikasi dan komunikator UKM tidak berpengaruh terhadap kecepatan adopsi inovasi program fasilitasi HKI merek dagang UKM di kota Bandung. Secara umum, tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa karakteristik pelaku UKM berpengaruh terhadap kecepatan adopsi. Hal ini sejalan dengan tidak terdapat pengaruh karakteristik pelaku UKM dalam kecepatan untuk mengadopsi program fasilitasi HKI merek dagang. Keputusan pelaku UKM untuk mengadopsi program tersebut dipengaruhi oleh tidak dikenakan biaya untuk mendaftarkan HKI merek dagang bagi produknya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcIntelectual Propertyid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBandung-Jawa Baratid
dc.titleKecepatan Adopsi Inovasi Hak Kekayaan Intelektual Merek Dagang Usaha Kecil Menengah Di Kota Bandungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordadopsi inovasiid
dc.subject.keywordhak kekayaan intelektualid
dc.subject.keywordusaha kecil menengahid
dc.subject.keywordmasyarakat ekonomi aseanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record