Struktur, Perilaku Dan Kinerja Pemasaran Ikan Bandeng Di Jawa Barat.
Abstract
Jawa Barat merupakan sentra produksi ikan bandeng di Indonesia. Produksi
ikan bandeng di Jawa Barat mencapai 74 680 ton pada tahun 2012. Produksi ikan
bandeng di Indonesia didominasi oleh petani kecil (smallholder) dimana petani
kecil memiliki posisi tawar menawar yang lemah dalam pemasaran ikan bandeng.
Selain itu, harga bandeng di tingkat konsumen yang belum ditransmisikan dengan
baik pada harga bandeng di tingkat petani menandakan pemasaran belum efisien.
Efisiensi pemasaran ikan bandeng dapat dilihat dengan menganalisis
pemasaran dengan pendekatan struktur, perilaku dan kinerja pasar ikan bandeng.
Struktur pasar ikan bandeng melihat seberapa banyak petani dan lembaga
pemasaran ikan bandeng (pedagang atau pengolah) yang terlibat dalam pasar ikan
bandeng, dan bagaimana posisi setiap lembaga tersebut dalam pasar. Jika petani
atau pedagang ikan bandeng memiliki market power yang cukup besar maka
dengan mudah dapat mempengaruhi harga jual ikan bandeng di pasar, hal ini
terkait juga dengan jumlah pedagang yang terlibat pada proses penjualan, apabila
hanya terdapat sedikit pedagang pengumpul maka petani cenderung tidak
memiliki pilihan saat menjual ikan bandeng yang diproduksi. Sedangkan perilaku
pasar ikan bandeng terlihat dari bagaimana hubungan antar petani atau pedagang
ikan bandeng, hubungan pedagang ikan bandeng dengan pembeli dan pemasok,
serta strategi dari petani maupun pedagang dalam menjalankan fungsi pemasaran
ikan bandeng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemasaran ikan
bandeng di Jawa Barat melalui pendekatan struktur, perilaku dan kinerja pasar dan
menganalisis efisiensi pemasaran ikan bandeng di Jawa Barat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar bandeng di tingkat
pedagang besar memiliki konsentrasi yang cukup tinggi dilihat dari nilai CR4
mendekati 50 persen. Selain itu, dilihat dari nilai CR8, konsentrasi pasar ikan
bandeng juga tinggi. Pasar bandeng tidak memiliki hambatan yang signifikan
untuk masuk dilihat dari nilai MES 6.8 persen. Ada enam saluran pemasaran
bandeng di Jawa Barat, di mana agen pemasaran yang terlibat termasuk petani,
pedagang pengumpul desa, pedagang, pengecer dan prosesor. Margin pemasaran
tertinggi ditemukan pada saluran 2 (petani-pedagang pengumpul desa-pedagang
besar-pengecer). Berdasarkan analisis integrasi pasar antara harga ikan bandeng di
tingkat petani Jawa Barat dengan harga ikan bandeng di tingkat konsumen di
Jakarta pada jangka pendek, perubahan harga tidak berpengaruh signifikan. Hal
ini berarti perubahan harga bandeng di tingkat konsumen tidak mempengaruhi
harga bandeng di tingkat petani. Namun, dalam integrasi pasar ikan bandeng
dalam jangka panjang, variabel harga signifikan. Hal ini menandakan bahwa
perubahan harga bandeng di tingkat konsumen di Jakarta mempengaruhi harga
yang diterima petani bandeng di Jawa Barat dalam jangka panjang.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]