Uji Sensitivitas Model Swat Terhadap Data Spasial Dengan Resolusi Yang Berbeda (Studi Kasus: Sub-Das Cisadane Hulu, Jawa Barat).
View/ Open
Date
2016Author
Alim, Nurmaranti
Tarigan, Suria Darma
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Wahjunie., Enni Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Evaluasi pengelolaan DAS dapat dilakukan secara langsung di lapangan atau
dengan memprediksinya menggunakan model. Model hidrologi adalah model matematis
yang digunakan untuk mensimulasikan kesetimbangan air dalam suatu daerah aliran
sungai (DAS). Pada umumnya input model menggunakan data spasial yang berbeda.
Resolusi pada peta dasar yang bervariasi misalnya penggunaan peta tanah skala tinjau
sedangkan peta penggunaan lahan berskala detail. Membandingkan penggunaaan model
SWAT pada DAS yang sama khususnya dengan input data resolusi spasial yang
berbeda sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan
penggunaan model SWAT pada DAS yang sama akan tetapi dengan dua resolusi spasial
yang berbeda kemudian dilakukan analisis uji sensitivitas untuk mengetahui parameter
spasial mana yang berpengaruh pada tiap resolusi spasial dalam DAS yang sama.
Pengujian ini dilakukan pada dua simulasi waktu yang berbeda yakni simulasi harian
dan bulanan untuk masing-masing resolusi spasial, Evaluasi model (kalibrasi dan
validasi) dilakukan dengan melihat nilai determinasi (R2) dan Nash-Sutcliffe efficiency
(NSE) berdasarkan perbandingan hasil debit simulasi dengan debit observasi. Uji
sensitivitas dilakukan dengan menggunakan metode absolute sensitivity. Metode
absolute sensitivity merupakan metode menguji sensitivitas parameter dengan
mengubah (baik menaikkan ataupun menurunkan) nilai database dalam tiap parameter
model SWAT satu persatu sedangkan parameter lain tetap.
Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi untuk kedua resolusi spasial menunjukkan
bahwa simulasi data harian cenderung memiliki nilai NSE yang lebih kecil
dibandingkan dengan nilai NSE pada simulasi data bulanan. Hasil kalibrasi harian untuk
skala 1:100 000 dan 1:250 000 dikategorikan memuaskan dengan masing-masing nilai
NSE 0.55 dan 0.54. Sedangkan pada periode kalibrasi bulanan menunjukkan hasil
dengan kategori sangat memuaskan. Nilai NSE kalibrasi bulanan untuk skala 1:100 000
dan 1:250 000 masing-masing 0.80 dan 0.82. Terdapat pola yang sama antara kalibrasi
harian dan bulanan pada dua resolusi spasial. Pola yang sama tersebut menunjukkan
kedekatan antara debit aktual dan debit hasil model.
Sensitivitas parameter dibagi menjadi tiga kategori yaitu sensitif, kurang sensitif
dan tidak sensitif. Pembagian kategori tingkat sensitif parameter didasarkan pada
seberapa besar parameter dianggap memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
output Terdapat tujuh parameter yang diidentifikasi sebagai parameter yang sensitif
terhadap kinerja model pada perbedaan resolusi spasial di Sub-DAS Cisadane Hulu.
Parameter sensitif tersebut antara lain CN2, Alpha_BNK, CH_K2, CH_N2, GW_Delay,
ESCO, GW_Revap. Sensitivitas parameter tersebut tidak berbeda pada resolusi data
spasial yang berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan antara lain karena input iklim dan
kondisi fisik yang sama. Selain itu, karena kedua resolusi spasial peta tanah yang
digunakan tidak memiliki banyak perbedaan dari segi informasi atau kedetilan dari peta.
Collections
- MT - Agriculture [3781]