Kesesuaian lahan dan perencanaan penggunaan lahan penggunaan lahan untuk pertanian di kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta
Abstract
Kabupaten Kulon Progo memiliki kawasan pesisir sangat luas meliputi 14.579,79 ha atau sekitar 25% dari wilayah kabupaten. Kawasan pesisir tersebut relatif subur sehingga sangat potensial untuk pengembangan pertanian. Seiring dengan perkembangan wilayah, kawasan pesisir berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan pesisir, maka penataan lahan perlu dilakukan dengan pendekatan evaluasi lahan sehingga pengembangannya sesuai dengan kemampuan lahan dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, finansial usaha tani dan mengevaluasi kesesuaian lahan untuk pertanian khususnya tanaman cabai merah, melon dan semangka. Hasil identifikasi karakteristik fisik menunjukkan bahwa daerah penelitian bertopografi datar sampai berombak dengan kondisi tanah relatif subur dengan order Inceptisol, Alfisol, Mollisol dan Vertisol. Sekitar 75% dari sebanyak 32.442 rumah tangga di kawasan ini berprofesi sebagai petani atau buruh tani. Hasil analisis memperlihatkan bahwa, cabai merah menjadi komoditas basis di Kecamatan Temon, Wates dan Panjatan, sedangkan melon dan semangka menjadi komoditas basis di Kecamatan Galur. Analisis kesesuaian lahan untuk ketiga komoditas tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lahan termasuk sesuai (S2) dengan faktor pembatas utama kelebihan curah hujan tahunan. Oleh karena itu pengaturan pola tanam dan manajemen air menjadi kunci pokok suksesnya usaha tani cabai merah, melon dan semangka. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usaha tani cabai merah, melon dan semangka adalah layak untuk diusahakan. Luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan ketiga komoditas tersebut adalah 5.617,9 ha. Berdasarkan berbagai hasil analisis tersebut di atas maka pengembangan komoditas cabai merah diarahkan di wilayah Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan sebagian Kecamatan Galur pada existing landuse, rumput, sawah, ladang dan belukar; sedangkan komoditas melon dan semangka diarahkan ke Kecamatan Galur terutama pada existing landuse sawah.
Collections
- MT - Agriculture [3778]