Show simple item record

dc.contributor.advisorChikmawati, Tatik
dc.contributor.advisorWaluyo, Eko Baroto
dc.contributor.authorHasibuan, Irmayani
dc.date.accessioned2017-01-26T04:58:01Z
dc.date.available2017-01-26T04:58:01Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82513
dc.description.abstractKawasan cagar alam Dolok Tinggi Raja merupakan salah satu hutan tropis yang memiliki keanekaragaman flora yang tinggi. Suku Batak Simalungun yang menghuni kawasan di sekitar cagar alam DTR menggunakan banyak jenis tumbuhan sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya. Tulisan ini mengulas tentang pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat suku Batak Simalungun dan mengetahui kearifan lokal masyarakat suku Batak Simalungun dalam menjaga ketersediaan tumbuhan tersebut di alam. Pengumpulan data tumbuhan dengan wawancara berdasarkan informasi dari informan dan survei eksploratif dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2014. Wawancara lanjutan dan pengumpulan data dengan kuisioner dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2015 di desa Dolok Merawa dan desa Nagori Dolok kawasan cagar alam DTR, kabupaten Simalungun, provinsi Sumatera Utara. Pembuatan spesimen herbarium dan identifikasi di laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Institut Pertanian Bogor dan Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI), Cibinong. Untuk standarisasi nama ilmiah botani digunakan referensi dari laman IPNI (International Plant Name Indeks). Analisis data dilaksanakan dengan menghitung nilai LUVI dan ICS. Tumbuhan bermanfaat berdasarkan persepsi masyarakat suku Batak Simalungun yang ditemukan di dalam cagar alam DTR sebanyak 111 spesies yang termasuk dalam 88 genera dan 51 famili. Famili Euphorbiaceae dan Arecaceae adalah famili yang memiliki jumlah spesies tertinggi. Tumbuhan bermanfaat dikelompokkan dalam 10 kategori yaitu sebagai obat, kosmetik, perabot/mebel, buah-buahan, sayuran, bumbu masakan, campuran minuman, bahan baku cat, ritual, dan kayu bakar. Hasil valuasi tumbuhan oleh masyarakat suku Batak Simalungun menunjukkan bahwa hajorlang (Daemonorop draco) memiliki nilai LUVI tertinggi dari seluruh kategori pemanfaatan (LUVI=0,263). Hobal putaran (Hoya patela) yang berguna sebagai obat memiliki nilai ICS tertinggi (ICS=8). Tumbuhan bermanfaat yang ditemukan di cagar alam DTR tersebut digunakan melalui berbagai cara yaitu dikonsumsi langsung, dihaluskan, diremas-remas, direndam air hangat, dikukus, direbus, dipanggang, dan digoreng. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah akar, batang, air batang, air kulit batang, getah, daun muda, daun, buah, atau seluruh bagian tumbuhan, dan bagian yang paling banyak digunakan adalah bagian daun. Menarik untuk dijadikan penelitian lebih lanjut bahwa masyarakat Batak Simalungun mulai menanam beberapa spesies asli atau liar yang ditemukan di cagar alam DTR di dekat pemukiman dan ladang. Dengan demikian, status tumbuhan sebagai spesies liar atau tanaman budidaya dapat diketahui secara berkelanjutan. Selain itu, dengan dilakukan proses budidaya dapat mengurangi kegiatan eksploratif di kawasan cagar alam.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcBotanyid
dc.subject.ddcPlant Ecologyid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcSumalungun-Sumatera Utaraid
dc.titleValuasi Terhadap Potensi Tumbuhan Di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja Berdasarkan Persepsi Suku Batak Simalungunid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordhutan tropisid
dc.subject.keywordICSid
dc.subject.keywordLUVIid
dc.subject.keywordSumatera Utaraid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record