Efek Protektif Andrografolid Terhadap Kejadian Kardiotoksisitas Pasca Aplikasi Doksorubisin Pada Tikus
View/ Open
Date
2016Author
Salam, Sri Wahyuni
Setiyono, Agus
Juniantito, Vetnizah
Metadata
Show full item recordAbstract
Doksorubisin (DXR) merupakan antibiotik spektrum luas golongan
antrasiklin dan obat kemoterapi yang digunakan dalam pengobatan berbagai
penyakit kanker seperti leukemia akut, limfoma, dan kanker payudara. Efek
samping terpenting yang membatasi penggunaan obat doksorubisin adalah
kejadian kardiotoksisitas, yang dapat teramati pada dosis kumulatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi efek protektif andrografolid (Andro) sebagai
agen antiinflamasi dan antioksidan terhadap kejadian kardiotoksisitas yang
diinduksi oleh doksorubisin.
Penelitian ini menggunakan sebanyak tiga puluh ekor tikus jantan Sprague
Dawley umur 6-8 minggu dengan bobot badan 80-100 g. Tikus tersebut dibagi ke
dalam empat kelompok perlakuan yang terdiri dari: (a) Kelompok kontrol, tikus
diberikan natrium klorida 0.9 % secara intraperitoneal (IP), (b) Kelompok DXR,
tikus diinjeksikan doksorubisin 4 mg/kg BB secara IP, sekali seminggu selama 4
minggu, (c) Kelompok DXR+Andro20, tikus diinjeksikan doksorubisin dan
andrografolid dosis rendah 20 mg/kg BB setiap hari selama empat minggu,
dimulai 24 jam setelah pemberian doksorubisin, dan (d) Kelompok
DXR+Andro100, tikus diinjeksikan doksorubisin dan andrografolid dosis tinggi
100 mg/kg BB setiap hari selama empat minggu, dimulai 24 jam setelah
pemberian doksorubisin, Pemberian andrografolid dilarutkan dengan
carboxymethylcellulose (CMC) 0.5 % dalam natrium klorida 0.9 %. Setelah masa
perlakuan berakhir, seluruh tikus dieuthanasi dan dilakukan koleksi organ jantung
dan difiksasi dalam buffered neutral formalin (BNF) 10 % untuk pengamatan
histologi dan imunohistokimia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian andrografolid dosis rendah
(20 mg/kg BB) dapat menekan efek penurunan bobot badan dan bobot jantung
akibat penggunaan doksorubisin, bila dibandingkan dengan tikus pada kelompok
DXR. Secara histopatologi, kelompok kontrol menunjukkan struktur miokardium
yang kompak dan tidak ditemukan adanya lesio. Analisis histopatologi pada
kelompok DXR menunjukkan peradangan yang parah dan fibrosis jantung,
sedangkan pada kelompok DXR+Andro20 menunjukkan morfologi jantung yang
hampir normal. Kelompok DXR+Andro100 tidak menunjukkan efek protektif
terhadap doksorubisin dan bahkan semakin memperparah peradangan miokardium
bila dibandingkan dengan kelompok DXR. Pengamatan imunohistokimia
menunjukkan terjadinya peningkatan ekspresi α-SMA (miofibroblas), ED1
(penanda makrofag), dan galectin-3 (regulator fibrogenesis) pada kelompok DXR
dan DXR+Andro100 bila dibandingkan dengan kelompok kontrol dan
DXR+Andro20. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa andrografolid dosis
rendah dapat memberikan perlindungan terhadap efek toksisitas akibat pemberian
doksorubisin.
Collections
- MT - Agriculture [3682]