Status Resistensi Tribolium Castaneum Herbst Dan Araecerus Fasciculatus De Geer Asal Gudang Biji Kakao Di Makassar Sulawesi Selatan Terhadap Fosfin
Abstract
Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai
peranan penting bagi perekonomian Indonesia dan menjadi sumber pendapatan
serta devisa negara. Kerusakan biji kakao oleh serangan hama pascapanen selama
di penyimpanan dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi. Adanya infestasi
hama pada biji kakao tersebut menjadi salah satu alasan Amerika Serikat
memberlakukan kebijakan automatic detention terhadap produk kakao Indonesia.
Pengendalian hama pascapanen pada biji kakao pada umumnya dilakukan melalui
penyemprotan dan pengabutan insektisida sintetik serta fumigasi fosfin. Fumigasi
fosfin umum dilakukan baik untuk perawatan biji kakao maupun untuk keperluan
perlakuan karantina dan pra-pengapalan. Fumigasi yang dilakukan dengan teknik
yang tidak baik dan benar, penggunaan dosis yang tidak tepat, serta penggunaan
bahan aktif yang sama terus menerus dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan berkembangnya generasi hama yang resisten terhadap fosfin.
Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi status resistensi serangga Tribolium
castaneum Herbst dan Araecerus fasciculatus De Geer asal gudang biji kakao di
Makassar Sulawesi Selatan terhadap fosfin dan mengonfirmasi hasil pengujian
resistensi melalui pengujian efikasi lapangan untuk mendapatkan dosis fosfin
efektif terhadap serangga resisten. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
rujukan bagi pengelola penyimpanan biji kakao dalam melakukan fumigasi
terutama untuk serangga yang telah resisten terhadap fosfin sebagai bagian dari
manajemen pascapanen. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan
sebagai rujukan dalam dunia perdagangan dan perkarantinaan sebagai tindakan
pencegahan agar komoditas yang terinfestasi serangga resisten tidak menjadi
media penyebar meluasnya perkembangan serangga resisten baik secara nasional
maupun internasional.
Penelitian ini dilakukan meliputi pengambilan sampel serangga
T. castaneum dan A. fasciculatus dan data penggunaan fosfin di 5 gudang biji
kakao di Makassar yaitu Gudang 1, 2, 3, 4 dan 5 (G1, G2, G3, G4, dan G5),
mengidentifikasi dan memperbanyak serangga di Laboratorium Entomologi,
SEAMEO BIOTROP, menguji resistensi fase larva, pupa dan imago serangga T.
castaneum dan A. fasciculatus terhadap fosfin dengan menggunakan metode
standar rekomendasi FAO dan menguji efikasi lapangan serangga yang terdeteksi
resisten terhadap fosfin.
Hasil penelitian resistensi menunjukkan bahwa telah terjadi resistensi
serangga T. castaneum dan A. fasciculatus terhadap fosfin. Larva T. castaneum
dari G1, G2 dan G3 telah resisten dengan faktor resistensi berturut-turut sebesar
3.25, 1.72 dan 1.53 kali. Pupa T. castaneum dari G1, G2, G3, G4 dan G5 telah
resisten dengan faktor resistensi berturut-turut sebesar 13.63, 10.13, 9.34, 1.58
dan 1.61 kali, sedangkan pupa A. fasciculatus berturut-turut sebesar 14.84, 10.37,
4.88, 4.65 dan 3.33 kali. Imago T. castaneum dari G1, G2 dan G3 telah resisten
dengan faktor resistensi berturut-turut sebesar 8.08, 1.15 dan 1.90 kali, sedangkan
ii
imago A. fasciculatus hanya dari G1 sebesar 5.89 kali. Meskipun telah terjadi
resistensi berdasarkan metode uji standar FAO, tetapi berdasarkan pengujian
efikasi lapangan, hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis fosfin 2 tablet/m3
masih dapat digunakan untuk mengendalikan serangga T. castaneum dan
A. fasciculatus yang telah resisten.
Collections
- MT - Agriculture [3686]