Revisi Ampelocissus (Vitaceae) Di Sumatera
View/ Open
Date
2016Author
Dalimunthe, Syadwina Hamama
Chikmawati, Tatik
Widjaja, Elizabeth Anita
Metadata
Show full item recordAbstract
Sumatera merupakan wilayah yang kaya akan hutan hujan tropis yang
menjadi habitat utama tumbuhan merambat, termasuk marga Ampelocissus.
Ampelocissus memiliki ciri rambut berwarna putih hingga merah di seluruh
permukaan tumbuhan, sulur pada tangkai perbungaan, perbungaan malai hingga
tirsus, bunga berbilangan 4-5, cakram bunga beralur 5-10, dan potongan
melintang biji berbentuk huruf T. Publikasi mengenai konsep jenis dan marga
Ampelocissus sangat berkembang, tetapi kajian Ampelocissus secara lengkap dan
rinci di Sumatera belum pernah dilakukan. Studi tentang permasalahan taksonomi
marga ini diperlukan dengan pengkajian morfologi dan anatomi, khususnya
mengenai konsep jenis, keanekaragaman, dan distribusi spasial marga
Ampelocissus di Sumatera.
Prosedur penelitian mengikuti standar revisi dan pengambilan sampel
mengikuti metode jelajah flora. Sebanyak 71 nomor koleksi Herbarium
Bogoriense (BO), 12 nomor koleksi eksplorasi di Pulau Sumatera, serta potretpotret
spesimen holotype diamati. Preparat sayatan paradermal disiapkan dengan
metode Cutler dan preparat sayatan melintang disiapkan dengan teknik potongan
beku (freeze sections technique). Sebanyak 25 ciri morfologi digunakan dalam
analisis hubungan keserupaan dengan koefisien simple matching, dan
menggunakan metode pengelompokan UPGMA (Unweighted Pair Group Method
with Arithmetic Mean).
Sepuluh jenis dan satu varietas Ampelocissus ditemukan di Pulau
Sumatera. Tujuh jenis sesuai diidentifikasi sesuai dengan studi sebelumnya,
meliputi A. arachnoidea Planch., A. gracilis (Wall.) Planch., A. imperialis (Miq.)
Planch., A. korthalsii Planch., A. ochracea (Teijsm. & Binn.) Merr., A. polythyrsa
(Miq.) Gagnep., dan A. thyrsiflora (Blume) Planch. Tiga jenis dan satu varietas
merupakan rekaman baru, A. elegans (Kurz) Gagnep., A. filipes Planch., A.
rubiginosa Lauterb., dan A. ochracea var. trilobata Merr.
Setiap jenis Ampelocissus dibedakan atas beberapa ciri morfologi, yaitu
tipe indumentum; tipe, bentuk, pangkal, tepi, dan pertulangan daun; bentuk daun
penumpu; keberadaan dan ukuran daun pelindung; tipe perbungaan, bentuk
kuncup bunga, dan tipe pelekatan kepala sari. Pengamatan anatomi dilakukan
terhadap sepuluh jenis Ampelocissus di Sumatera, sedangkan jenis A. korthalsii
tidak dapat diamati. Antara jenis Ampelocissus bervariasi pada beberapa ciri
anatomi, meliputi bentuk dinding antiklinal sel epidermis adaksial dan abaksial,
jumlah lapisan jaringan tiang, bentuk epidermis atas, tebal daun, keberadaan
papila, tipe dan bentuk kristal kalsium oksalat, serta kedudukan stomata pada sisi
abaksial daun.
Jenis-jenis Ampelocissus di Pulau Sumatera ditemukan pada ketinggian 5-
1400 m dpl, yang tersebar dari utara, selatan hingga wilayah kepulauan di
Sumatera. Ampelocissus thyrsiflora merupakan jenis yang memiliki persebaran
terluas di Sumatera.
Analisis gugus Ampelocissus di Pulau Sumatera berdasarkan 25 ciri
morfologi menunjukkan koefisien kemiripan 0.35-0.96. Marga Ampelocissus
terbagi menjadi tiga kelompok besar pada koefisien 0.55. Jenis-jenis
Ampelocissus memisah berdasarkan ciri habitus, tipe daun, bentuk daun,
keberadaan daun pelindung, tipe perbungaan, bentuk dan keberadaan indumentum
kuncup bunga, serta tipe pelekatan kepala sari. Analisis gugus Ampelocissus di
Pulau Sumatera berdasarkan 16 ciri anatomi menunjukkan koefisien kemiripan
0.48-0.81. Gugus yang ditentukan oleh ciri anatomi memiliki kesamaan dengan
gugus berdasarkan ciri morfologi. Ciri anatomi merupakan ciri tambahan untuk
membedakan jenis-jenis dalam marga Ampelocissus. Ciri anatomi yang memiliki
nilai taksonomi penting adalah tipe bentuk dinding antiklinal, tipe rambut,
keberadaan papila, dan tipe kristal oksalat.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]