Karakteristik Kimia-Fisik-Sensori Instant Mashed Sweet Potato
View/ Open
Date
2016Author
Afni, Sabri Ella
Fardiaz, Dedi
Andarwulan, Nuri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pangan cepat saji merupakan pangan yang tidak membutuhkan waktu lama
dan praktis dalam penyajian sehingga siap santap. Sebagai contoh instant mashed
potato dengan bahan baku kentang adalah pangan cepat saji yang biasa dikonsumsi
untuk sarapan di Amerika dan Eropa. Penggunaan kentang di Indonesia cukup tinggi
sehingga untuk dapat memproduksi instant mashed potato akan membuat semakin
meningkatnya penggunaan kentang di Indonesia. Neraca yang negatif (produksi yang
rendah dan permintaan yang tinggi) pada kentang dapat menyebabkan impor kentang
di Indonesia. Ubi jalar merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan
untuk menggantikan kentang karena produktivitasnya yang tinggi namun
pemanfaatannya belum maksimal. Pemanfaatan ubi jalar yang dijadikan sebagai
makanan instan belum pernah dilakukan, sehingga perlu dipelajari proses pembuatan
instant mashed sweet potato (IMSP) dengan variasi jenis dan warna daging ubi jalar.
Penentuan formula mashed sweet potato (MSP) dilakukan terlebih dahulu dan
kemudian dilakukan uji coba pada formulasi sehingga formula terpilih dilanjutkan
proses pembuatan IMSP dengan alat pengering drum, karakteristik IMSP ditetapkan
dengan analisis kimia-fisik dan sensori.
Dua jenis ubi jalar yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis Cilembu dan
jenis non-Cilembu (varietas Pakhong dan Ayamurasaki). Jenis Cilembu diperoleh
dari Cipanas (Cianjur) sedangkan jenis non-Cilembu diperoleh dari Cikarawang,
Bogor. Ubi jalar yang digunakan berwarna kuning dan ungu. Bahan lain yang
ditambahkan pada formula adalah margarin, garam, lada, susu bubuk full cream dan
air mineral yang diperoleh dari pasar lokal. Produk yang dianalisis adalah bubuk
kering IMSP dan mashed sweet potato (MSP) berupa IMSP yang sudah direhidrasi.
Parameter diamati dengan melakukan analisis kimia (kadar air, abu, lemak, protein
dan karbohidrat), analisis fisik (kekuatan gel, indeks penyerapan air (IPA), densitas
kamba, profil tekstur, pengukuran warna) dan analisis sensori.
Formula MSP yang digunakan pada penelitian ini adalah margarin (2.5%),
garam (0.7%), lada (0.07%), susu bubuk full cream (1.73%) dan air mineral (25%)
yang selanjutnya mengalami pengolahan IMSP dengan menggunakan alat pengering
drum. Analisis kimia IMSP menunjukkan bahwa IMSP kuning jenis non-Cilembu
memiliki nilai kadar abu dan lemak paling tinggi, kadar protein tertinggi dimiliki oleh
IMSP ungu jenis Cilembu, sedangkan pada kadar karbohidrat, semua IMSP memiliki
nilai kadar karbohidrat tinggi kecuali IMSP kuning jenis non-Cilembu (P<0.05).
Analisis fisik IMSP menunjukkan bahwa IMSP ungu jenis non-Cilembu memiliki
nilai densitas kamba yang paling tinggi (P<0.05). Pada IPA, semua IMSP memiliki
nilai IPA tinggi kecuali IMSP kuning jenis Cilembu (P<0.05). Berdasarkan kekuatan
gel, MSP ungu jenis non-Cilembu memiliki nilai kekuatan gel paling tinggi (P<0.05).
Pada pengukuran warna, IMSP dan MSP kuning jenis Cilembu memiliki tingkat
kecerahan lebih rendah dibandingkan IMSP dan MSP kuning jenis non-Cilembu.
Sedangkan IMSP dan MSP ungu jenis Cilembu memiliki tingkat kecerahan lebih
tinggi dibandingkan IMSP dan MSP jenis ungu non-Cilembu (P<0.05).
Analisis sensori MSP menunjukkan bahwa MSP ungu memiliki nilai
parameter warna lebih tinggi dibandingkan MSP kuning. Sedangkan tekstur secara
objektif (menggunakan panelis) menunjukkan bahwa MSP jenis Cilembu dengan
rasio 1:1.5 dan MSP jenis non-Cilembu dengan rasio 1:2.5 merupakan rasio tertinggi
tekstur yang diterima panelis pada produk MSP. Sifat tekstur MSP berdasarkan
pengukuran dengan texture profile analyzer (TPA) melalui tekstur terpilih
menunjukkan bahwa berdasarkan jenis, MSP memiliki nilai kekerasan, kelekatan dan
gumminess yang berbeda nyata secara signifikan (P<0.05). Sedangkan berdasarkan
warna, nilai keelastisan dan daya kohesif MSP berbeda nyata secara signifikan
(P<0.05).
Collections
- MT - Agriculture Technology [2283]