Efikasi Vaksin Dna Khv Gp-11 Pada Ikan Koi (Cyprinus Carpio Haematopterus) Skala Laboratorium
View/ Open
Date
2016Author
Chairunnisa, Sekar Ayu
Nuryati, Sri
Alimuddin
Murtini, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Koi herpesvirus (KHV) merupakan salah satu patogen penting bagi ikan
mas dan ikan koi. Penyakit tersebut sebelumnya dikenal sebagai carp
intersititial nephritis and gill necrosis (CNGV) di Israel, dan kemudian
menyebar luas ke berbagai belahan dunia. Penyakit ini bersifat sangat
virulen dan telah menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dalam industri
budidaya baik pada budidaya ikan koi maupun ikan mas sehingga
memberikan dampak sosial yang signifikan di beberapa negara di seluruh
dunia. KHV di Indonesia pertama kali terjadi pada awal Maret 2002
kemudian dengan cepat menyebar dan menimbulkan kerugian ekonomi
yang besar pada industri budidaya. Beberapa upaya penanggulangan
penyakit KHV terus dilakukan, salah satunya adalah dengan meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dengan menggunakan vaksin DNA. Pengembangan
aplikasi vaksin DNA terhadap infeksi KHV masih terus dilakukan, salah
satunya dengan menggunakan vaksin DNA KHV GP-11. GP-11 merupakan
ORF 81 virus KHV yang memiliki sifat imunogenik. Vaksin DNA KHV
GP-11 merupakan vaksin DNA penyandi glikoprotein dari KHV yang diapit
oleh promoter berupa keratin ikan flounder Jepang. Oleh karena itu
penelitian mengenai aplikasi vaksin DNA KHV GP-11 perlu dilakukan
untuk menguji efikasi dari vaksin tersebut sebagai upaya dalam
meningkatkan kelangsungan hidup ikan koi (C. carpio haematopterus)
akibat infeksi koi herpesvirus (KHV).
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan koi (rata-rata
bobot tubuh: ± 18 - 20 gram) berumur 3 bulan yang diperoleh dari Balai
Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat.
Konfirmasi status kesehatan ikan uji dilakukan selama masa aklimatisasi
dan konfirmasi ikan terbebas dari KHV dilakukan menggunakan metode
Polymerase Chain Reaction (PCR). Perlakuan dosis yang digunakan adalah
GP-11 2,5 μg/100 μl (A), GP-11 7,5 μg/100 μl (B), GP-11 12,5 μg/100 μl
(C), dan GP-25 12,5 μg/100 μl (D). Perlakuan kontrol yang digunakan yaitu
kontrol negatif (K-) dan kontrol positif (K+). Parameter uji meliputi
kelangsungan hidup (KH), kelangsungan hidup relatif (RPS), gejala klinis,
aktivitas fagositik (AF), total sel darah putih (SDP), diferensial leukosit
(DL), dan titer antibodi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelangsungan hidup ikan yang
divaksinasi dan diuji tantang dengan KHV pada perlakuan B (93,33%), D
(86,67%), dan C (83,33%) menghasilkan nilai yang lebih tinggi (P<0,05)
dibandingkan dengan perlakuan A (50,00%) dan ikan tanpa vaksinasi K+
(33,33 %). Hal ini didukung dengan tingginya nilai RPS yang diperoleh
pada perlakuan B, C dan D. Nilai AF teramati mengalami peningkatan pada
semua perlakuan sejak awal pengamatan hingga 28 hari pascavaksinasi
(hpv) dan mengalami penurunan sejak 35 hpv hingga 7 hari pascainfeksi (56
hpv). Secara umum nilai AF perlakuan vaksinasi lebih tinggi dibandingkan
dengan kontrol. Jumlah SDP teramati mengalami peningkatan pada semua
perlakuan mulai awal pengamatan hingga 42 hpv dan mengalami penurunan
pada semua perlakuan pada 7 hari pascainfeksi (56 hpv). Secara umum
jumlah SDP perlakuan vaksinasi lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
Titer antibodi pascavaksinasi pada penelitian ini secara umum teramati
berfluktuasi baik pada perlakuan tanpa uji tantang maupun perlakuan
dengan uji tantang. Titer antibodi pada kedua perlakuan menunjukkan nilai
yang positif terbentuk pada 7 - 14 hpv (ditandai dengan persinggungan nilai
absorbansi CV berkisar 0,14 nm). Nilai absorbansi pada 21 - 28 hpv
teramati menurun dan menunjukkan nilai positif kembali pada 35 dan 42
hpv. Respons pembentukan antibodi pada pengamatan 56 - 77 hpv
menunjukkan hasil yang berbeda pada kedua perlakuan, di mana perlakuan
tanpa uji tantang pada 56 hpv (7 hpi) teramati terus meningkat sedangkan
pada perlakuan dengan uji tantang teramati menurun pada 56 hpv (7 hpi).
Secara umum aplikasi vaksin DNA KHV GP-11 dengan dosis 7,5 μg/100 μl
dan 12,5 μg/100 μl mampu meningkatkan kelangsungan hidup ikan,
sehingga vaksin ini layak untuk diaplikasikan.
Collections
- MT - Fisheries [2934]