Strategi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tembang (Sardinella Fimbriata) Dan Lemuru (Amblygaster Sirm) Di Perairan Selat Sunda
View/ Open
Date
2016Author
Kartini, Nidya
Boer, Mennofatria
Affandi, Ridwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Perairan Selat Sunda memiliki banyak sumberdaya ikan, salah satunya
adalah ikan tembang (Sardinella fimbriata) dan lemuru (Amblygaster sirm).
Komposisi tangkapan ikan tembang sebesar 26% dan merupakan komposisi
terbesar diantara ikan pelagis kecil lainnya, sedangkan komposisi tangkapan ikan
lemuru sebesar 4%. Saat ini, permintaan pasar terhadap ikan tembang dan lemuru
semakin meningkat karena banyak dimanfaatkan, baik dalam bentuk ikan segar
maupun olahan. Dampak yang terjadi apabila kegiatan penangkapan terus
dilakukan adalah terjadinya perubahan status stok sumberdaya ikan menjadi kondisi
tangkap lebih (overfishing). Oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut dalam
rangka pengelolaan sumberdaya ikan tembang sehingga sumberdaya ikan ini dapat
dimanfaatkan secara optimal, lestari, dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis kondisi biologis perikanan ikan tembang dan lemuru di
perairan Selat Sunda melalui pengkajian aspek reproduksi dan dinamika populasi.
Pengambilan contoh dilakukan pada bulan April-Agustus 2015 dari hasil tangkapan
nelayan yang didaratkan di PPP Labuan, Banten. Jumlah ikan tembang yang
diambil selama penelitian sebanyak 620 ekor ikan jantan dan 321 ekor ikan betina,
ikan lemuru sebanyak 527 ekor ikan jantan dan 245 ekor ikan betina.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan tembang
jantan adalah allometrik negatif, ikan betina dan gabungan adalah isometrik, serta
ikan lemuru jantan, betina, dan gabungan adalah isometrik. Nisbah kelamin antara
ikan tembang jantan dan betina TKG IV adalah 0.97:1, dan pada ikan lemuru adalah
0.75:1. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) tembang dan lemuru lebih kecil
dibandingkan ukuran ikan pertama kali matang gonad (Lm). Musim pemijahan ikan
tembang terjadi pada bulan Mei dan Agustus, sedangkan ikan lemuru pada bulan
Mei dan Juli. Fekunditas ikan tembang adalah 1095-58940 butir dan ikan lemuru
adalah 3603-42388 butir. Tipe pemijahan ikan tembang dan lemuru adalah partial
spawning. Koefisien pertumbuhan (K) ikan tembang dan lemuru betina lebih besar
dibandingkan ikan jantan sehingga ikan betina lebih cepat mencapai panjang
asimtotik (L∞). Puncak rekrutmen ikan tembang terjadi pada bulan April (14.34%)
dan Agustus (16.49%), serta pada ikan lemuru terjadi pada bulan Maret (11.64%)
dan Juli (13.67%). Mortalitas penangkapan (F) pada ikan tembang dan lemuru lebih
besar dibandingkan mortalitas alami (M). Laju eksploitasi ikan tembang jantan
adalah 0.84/tahun dan ikan betina adalah 0.81/tahun, serta pada ikan lemuru jantan
adalah 0.94/tahun dan ikan betina adalah 0.93/tahun. Nilai Maximum Sustainable
Yield (MSY) dan dan upaya optimal (fMSY) ikan tembang sebesar 2608.65 ton dan
3227 trip. Hubungan ketergantungan antara ikan tembang dan lemuru adalah
kompetisi karena kesamaan makanan utama berupa plankton dari kelas
Bacillariophyceae.
Collections
- MT - Fisheries [3011]